Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,8 persen pada 2022. Angka itu lebih rendah dari pada proyeksi Kementerian Keuangan yang mencapai 5 persen.
"Perkiraan kami (pertumbuhan ekonomi) bertahan pada angka 4,8 persen," ujar Radhika Rao dalam diskusi media, Selasa (26/7).
Sementara, DBS memproyeksi ekonomi RI tembus lebih dari 5 persen tahun depan. Tepatnya, 5 persen sampai 5,2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dia, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih lebih tinggi dari 2021 yang hanya sebesar 3,69 persen. Hal ini karena ditopang sejumlah indikator ekonomi.
"Indikator (pertumbuhan) cukup positif, seperti penjualan ritel, keyakinan konsumen yang cukup tinggi, sehingga ini mencerminkan kondisi konsumsi rumah tangga yang baik. Ini menjadi sumber pertumbuhan yang tinggi tahun ini," katanya.
Ia menilai kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 cukup berhasil. Alhasil, kegiatan ekonomi mulai pulih dan daya beli masyarakat terjaga.
Kegiatan ekonomi yang kembali berjalan tercermin dari pemulihan yang terus berlanjut. Sehingga, fundamental perekonomian tetap kuat di tengah bayang-bayang risiko global.
Tahun ini, ia melihat perekonomian dalam negeri akan bergantung pada ekspor yang terus naik, investasi yang lebih tinggi, konsumsi pemerintah dan rumah tangga.
"Saya pikir itu akan membaik karena pandemi yang sudah tak jadi masalah," jelasnya.
(idy/dzu)