Aktivitas Pabrik RI Pulih, PMI Manufaktur Naik ke Posisi 51,3

CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2022 13:26 WIB
PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2022 kembali di level ekspansif 51,3 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 50,2.
PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2022 kembali di level ekspansif 51,3 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 50,2. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks manager pembelian (PMImanufaktur Indonesia pada Juli 2022 kembali di level ekspansif 51,3 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 50,2.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan capaian itu menunjukkan aktivitas ekonomi dalam negeri terus membaik.

"Tentu pencapaian ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam proses percepatan pemulihan aktivitas ekonomi pasca pandemi covid-19, khususnya dalam mendorong peningkatan permintaan domestik dan mendukung kegiatan dunia usaha," kata Airlangga mengutip Antara, Selasa (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Level ekspansif PMI manufaktur telah tercatat sejak September 2021 atau selama 11 bulan beruntun. Bahkan, melampaui beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam 51,2, Filipina 50,8, Malaysia 50,6, dan Myanmar 46,5.

Airlangga mengatakan kinerja impresif pada aktivitas sektor riil tersebut menjadi bukti ketahanan ekonomi domestik di tengah berbagai tantangan global yang terus berlangsung. Bahkan, kinerja ini berhasil dicapai di tengah potensi perlambatan pemulihan global.

Berdasarkan hasil survei, level ekspansi PMI manufaktur Indonesia mengalami laju peningkatan tertinggi sejak April 2022, umumnya karena ditopang permintaan domestik yang semakin solid.

Aktivitas sektor riil yang semakin bergeliat juga dikonfirmasi oleh hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) pada kuartal II 2022. Tercatat, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,13 persen, lebih tinggi dari SBT Triwulan I 2022 sebesar 8,71 persen.

Selain itu, menguatnya kapasitas output di berbagai sektor turut mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2022 bahkan telah mencapai 141,07 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 37,11 persen.

Pencapaian di sisi ekspor tersebut menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia yang secara konsisten telah mengalami surplus selama 26 bulan beruntun.

Airlangga menegaskan pemerintah akan terus mendorong bangkitnya aktivitas produksi, khususnya pada sektor-sektor yang memiliki dampak pengganda yang besar.

"Selain itu, penyederhanaan berbagai regulasi juga terus diupayakan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia," katanya.

Tak hanya itu, berbagai indikator makroekonomi yang semakin membaik menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi berbagai negara.

Hingga kuartal II 2022, realisasi investasi telah mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5 persen (yoy), dan menciptakan lapangan kerja untuk sebanyak 320.534 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Inflasi Indonesia juga masih relatif terjaga di tengah peningkatan inflasi signifikan di berbagai negara. Pada Juli 2022 inflasi tercatat sebesar 0,64 persen secara bulanan, 3,85 persen (year to date) dan 4,94 persen secara tahunan.

Inflasi Juli terutama disumbang oleh kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit.

Inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,86 persen (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya sebesar 2,63 persen (yoy) yang menggambarkan bahwa fundamental ekonomi masih stabil.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER