Orang Amerika Serikat (AS) disebut menumpuk utang kartu kredit karena berjuang mengimbangi kenaikan biaya hidup di tengah lonjakan inflasi.
The Fed New York melansir utang rumah tangga AS melewati US$16 triliun untuk pertama kalinya pada kuartal II 2022. Bahkan, ketika bunga kredit melompat sekalipun, NY Fed mengungkap saldo kartu kredit meningkat menjadi US$46 miliar.
Tahun lalu saja, utang kartu kredit orang AS melonjak 13 persen menjadi US$100 miliar. Angka ini merupakan peningkatan terbesar dalam lebih dari 20 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, orang AS menyadari kartu kredit membebankan suku bunga tinggi saat saldo tidak lunas dibayarkan atau dikenal pembayaran sebagian.
NY Fed menuturkan 'pesta' kartu kredit setidaknya mencerminkan lonjakan inflasi karena harga-harga naik pada laju tercepat dalam lebih dari empat dekade.
"Dampak inflasi terlihat jelas dalam volume pinjaman yang tinggi," tulis peneliti NY Fed dalam unggahan blog, dikutip CNN Business, Rabu (3/8).
Ironisnya, inflasi yang tinggi juga membuat bunga kartu kredit lebih mahal bagi nasabah. Diketahui, bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya 75 basis poin (bps) pada pekan lalu.
Lihat Juga : |
Tidak hanya utang kartu kredit yang meningkat, NY Fed juga melaporkan bahwa orang AS membuka 233 juta rekening kartu kredit baru selama kuartal kedua. Ini merupakan lonjakan terbesar sejak 2008 silam.
Sekalipun utang meningkat, secara keseluruhan NY Fed menyebut neraca keuangan konsumen tampak berada dalam posisi yang kuat.
Orang AS terus membayar utang mereka sesuai jadwal. Hanya sedikit saja yang menunggak utang mereka.
"Meskipun saldo utang tumbuh pesat, rumah tangga secara umum telah melewati pandemi dengan sangat baik. Tingkat penyitaan masih sangat rendah," tulis NY Fed dalam laporannya.