Anak Buah Sri Mulyani Jawab Alumni LPDP Soal Tak Merasa Berutang

CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2022 19:26 WIB
Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo menilai statemen penerima LPDP soal tak merasa berutang menciderai prinsip pajak yang egaliter.
Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo menilai statemen penerima LPDP soal tak merasa berutang menciderai prinsip pajak yang egaliter. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo buka suara soal statemen salah satu penerima beasiswa LPDP yang merasa tak berutang kepada negara setelah ia menerima fasilitas sekolah gratis di luar negeri.

"Kemarin ada awardee LPDP yg bilang saya tidak merasa punya utang karena bayar pajak. Ini tentu tidak pas, sehingga perlu diluruskan. Bagaimana dengan yang tidak bayar pajak? Apakah bayarnya setimpal dengan beasiswa? Bagaimana dengan yang mendaftar, tak mampu dan tidak lolos? Menjadi isu keadilan," tulisnya dalam Twitter, Kamis (4/8).

Menurutnya, prinsip tersebut mencederai prinsip hidup bersama, termasuk filosofi egalitarian pajak di mana setiap orang boleh bermimpi jadi orang kaya, sehingga membayar pajak yang tinggi, seraya berharap jika jatuh miskin mendapat perlindungan dari negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menemukan pemikiran filosofis yang sangat bagus ini di buku Ronald Dworkin, pemikir sosial masyhur dari AS. Bukunya berjudul 'Is Democracy Possible Here?" Dworkin juga mengilustrasikan pajak seperti asuransi. Orang bayar pajak seperti bayar premi untuk menjaminkan risiko," lanjutnya.

Ia menyebutkan dalam teorinya, pajak adalah iuran dengan tidak mendapat kontraprestasi langsung. Ini tentu berbeda dengan retribusi atau iuran keanggotaan.

"Karena kalau boleh klaim langsung, prinsip egalitarian tercederai. Yang bayar tinggi merasa lebih berhak, dan sebaliknya," tulisnya.

Sebelumnya, Dessy Rosalina, penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), mengaku tak merasa berutang kepada negara, menanggapi viral kabar banyaknya alumni yang ogah pulang selesainya menempuh pendidikan di luar negeri.

Alasan Dessy sederhana, uang negara yang digadang-gadang digunakan untuk membiayai anak bangsa sekolah di luar negeri itu, juga berasal dari pembayaran pajaknya selama ini.

"Maaf-maaf saja, uang negara kan dari kita juga. Saya pribadi tidak merasa berutang. Kita juga bayar pajak," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/8).

Pun demikian, Dessy tidak seperti 138 rekan-rekannya penerima beasiswa LPDP yang tinggal di luar negeri. Ia langsung kembali ke Tanah Air usai menyelesaikan studinya di Australia.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER