Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim Rusia dan Amerika Serikat (AS) menyampaikan rasa kagumnya dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia mengatakan beberapa waktu belakangan mengunjungi Rusia dan sempat memaparkan data-data perekonomian RI kepada Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov.
Luhut menyebut Manturov kagum dengan pertumbuhan ekonomi RI yang terpantau masih baik di tengah ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin saya di Rusia jelaskan kepada Wakil Perdana Menteri Manturov, mereka sangat kagum dengan angka-angka ini," ungkap Luhut, dalam acara Silaturahmi Nasional PPAD di Sentul, Bogor, Jumat (5/8).
Selain Rusia, lanjut dia, AS juga kagum dengan perekonomian Indonesia. Kekaguman itu disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
"Dan saya ketika bertemu Menteri Keuangan AS, saya jelaskan angka-angka ini, mereka juga sangat mengagumi bagaimana stabilitas ekonomi kita," terang dia.
Luhut menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai 5,44 persen, lebih tinggi dari yang diperkirakan, yakni 5,2 persen.
Selain itu, investasi juga menunjukkan kinerja yang tinggi dan stabil. Hingga kuartal II 2022, realisasi investasi telah mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5 persen (yoy), dan menciptakan lapangan kerja untuk 320.534 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Inflasi Indonesia juga masih relatif terjaga di tengah peningkatan inflasi signifikan di berbagai negara.
Pada Juli 2022, inflasi tercatat sebesar 0,64 persen secara bulanan, 3,85 persen (year to date) atau 4,94 persen secara tahunan.
Inflasi Juli terutama disumbang oleh kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit.
Inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,86 persen (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya sebesar 2,63 persen (yoy) yang menggambarkan bahwa fundamental ekonomi masih stabil.
Namun, Luhut mengingatkan negara tidak boleh sombong. Sebaliknya, negara harus tetap berhati-hati karena dunia masih dilanda ketidakpastian ekonomi imbas perang dan pandemi.
"Tapi tidak ada kesombongan kita di sini. Kita tetap super hati-hati untuk menghadapi ini semua," tandasnya.