Sejumlah warga Jakarta dan Bogor mengeluhkan pertalite langka di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kelangkaan dirasakan mulai akhir pekan lalu.
Salah satunya, Rorien, warga Bogor yang kesulitan mencari pertalite. Ia bahkan tidak bisa mendapatkan pertalite setelah mengunjungi 4 SPBU pada Minggu (7/9).
"Dari dua hari yang lalu sulit cari pertalite, pertamax juga. Sudah cari sampai empat SPBU masih kosong," Ujar Rorien kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rorien mengatakan, saat sulit mencari pertalite, petugas menjelaskan terjadi keterlambatan pengiriman bahan bakar sehingga pasokan tak tersedia.
Hal yang sama juga dikeluhkan warga Bogor lainnya, Solihin. Ia mengatakan pertalite mulai sulit ditemukan di SPBU Bogor mulai Senin (8/8). Tidak hanya pertalite, pasokan pertamax di SPBU juga kosong.
"Hampir 80 persen SPBU di Bogor, pertalite kosong semua. Bahkan pertamax dan pertamax turbo habis diburu masyarakat karena kosongnya pertalite," ujar Solihin.
Solihin mengatakan pasokan pertalite kosong di SPBU Batutulis, SPBU Pahlawan, SPBU Pajajaran, SPBU Semeru, dan SPBU Pasir Kuda.
"Sekalipun ada, antreannya sangat luar biasa panjangnya," ujarnya.
Kelangkaan pertalite tidak hanya terjadi di SPBU Bogor, tetapi juga di Jakarta. Salah satunya Anisa yang tak bisa menemukan pertalite SPBU di Jagakarsa, Jakarta Selata pada Selasa (9/8). Tak hanya pertalite, pertamax juga tidak tersedia di SPBU tersebut.
"Ada tulisannya pertalite dan pertamax kosong ditempel di mesinnya," ujar Anisa.
Kondisi itu membuat SPBU menjadi sepi karena kendaraan tidak bisa mengisi bahan bakar minyak.
"SPBU nya sepi, jadi motor masuk terus keluar lagi," ujarnya.
Sementara itu, Pertamina membantah pertalite langka. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan stok pertalite tersedia hingga 18 hari ke depan dan akan terus diproduksi.
"Stok kita aman di depot. Stok ada di posisi 18 hari dan terus diproduksi," ujar Irto.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) disinyalir selesai pekan ini.
"Insyaallah (pekan ini)," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/8).
Meski demikian, ia tidak merinci pada hari apa perpres tersebut diterbitkan. Arifin juga menegaskan setelah perpres keluar tidak serta-merta pembatasan BBM subsidi langsung diterapkan.
"Begitu disahkan, diterapkan (tapi) masih ada sosialisasi lagi," ujarnya.