Ekonom Jawab Bamsoet soal Ancaman Hiperinflasi: Masih Jauh

CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2022 17:51 WIB
Ekonom menjawab kekhawatiran Ketua MPR Bambang Soesatyo soal hiperinflasi RI tahun depan. Menurut Ekonom, hiperinflasi tidak bisa terjadi tiba-tiba.
Ekonom menjawab kekhawatiran Ketua MPR Bambang Soesatyo soal hiperinflasi RI tahun depan. Menurut Ekonom, hiperinflasi tidak bisa terjadi tiba-tiba. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengkritisi ucapan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang menyebutkan Indonesia terancam menghadapi hiperinflasi pada September 2022 mendatang.

Menurut Nailul, Indonesia masih jauh dari ancaman hiperinflasi. Pasalnya, kondisi ekonomi tersebut tidak bisa terjadi secara tiba-tiba.

"Jadi hiperinflasi tidak terjadi secara tiba-tiba, di mana dari 5 persen langsung naik ke angka 10 persen. Pasti gradual kenaikannya," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun mencontohkan inflasi Amerika Serikat (AS) yang naik dari 5,3 persen ke 9,1 persen, itu terjadi dalam waktu Agustus 2021 sampai dengan Juni 2022. Artinya, tidak terjadi secara tiba-tiba.

Mengutip data BPS, inflasi RI tembus 4,94 persen secara tahunan pada Juli 2022. Realisasi itu naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,35 persen.

Sementara, inflasi RI secara bulanan tercatat 0,64 persen pada Juli 2022. Angka itu juga naik dari bulan sebelumnya yang cuma 0,61 persen.

"Jadi, sepertinya sih tidak akan sampai 10 persen. Kecuali Pertalite harganya naik sampai Rp17 ribu," tegas Nailul.

Sebelumnya, Bambang Soesatyo mengatakan Indonesia terancam menghadapi hiperinflasi pada September 2022 mendatang. Ia memprediksi bulan depan inflasi RI bisa menembus angka 12 persen.

"Kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi dengan angka inflasi pada kisaran 10 hingga 12 persen," ungkap Bambang dalam Sidang Tahunan MPR RI.

Menurut dia, lonjakan harga pangan dan energi akan membuat inflasi semakin tinggi. Hal itu akan membuat beban rakyat bertambah di tengah pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19.

"Laju kenaikan inflasi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, semakin membebani masyarakat yang baru saja bangkit dari pandemi covid-19," tutur Bambang.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER