Perusahaan baja tahan karat dan nikel asal China, Tsingshan Holding Group, akan menjual asetnya di Morowali, Indonesia ke produsen baja terbesar di dunia, Baowu Steel Group.
Mengutip CNA, Selasa (16/8), Tsingshan banyak berinvestasi di Indonesia, dengan tujuan menjadikan pabrik di Morowali sebagai pusat produksi baja dan pemasok utama bahan baterai kendaraan listrik.
"(Ini) masih dalam diskusi," kata seorang pejabat Tsingshan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua sumber lain di Baowu mengkonfirmasi pembicaraan tersebut. Salah satu mengatakan akuisisi itu merupakan rencana jangka panjang perusahaan tersebut untuk memperluas sektor baja tahan karat, khususnya di Asia Tenggara.
Baowu juga tertarik untuk berekspansi ke nikel, yang sebagian besar digunakan dalam pembuatan baja tahan karat.
"Tata letak kami di industri nikel sangat terbatas, dan sekarang sudah terlambat untuk membeli sumber daya dan menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membangun pabrik," kata sumber kedua di Baowu.
"Tsingshan memiliki niat untuk menjual sebagian aset mereka, dan membangun hubungan baik dengan perusahaan milik negara. Kedua belah pihak tertarik untuk mendapatkan kesepakatan," imbuhnya.
Sementara itu, Baowu tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk memberikan komentar. Tsingshan juga tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Adapun Bloomberg News pertama kali melaporkan kemungkinan penjualan pada Senin kemarin.
Nilainya bisa mencapai US$4 miliar atau setara Rp59 triliun (asumsi kurs Rp14,772 per dolar AS), dan mencakup pabrik baja tahan karat dan besi kasar nikel di Taman Industri Morowali Indonesia.
Alasan penjualan itu adalah karena bos Tsingshan, Xiang Guangda, telah memikirkan kembali masa depan perusahaannya dalam waktu singkat ketika dia menghadapi kerugian miliaran dolar.