Warga Myanmar Kesulitan Dapat Beras dan Minyak Goreng

CNN Indonesia
Jumat, 19 Agu 2022 17:14 WIB
Masyarakat Myanmar kesulitan mendapatkan minyak goreng dan beras karena langka dan harganya mahal akibat perang Rusia-Ukraina. Berikut gambarannya.
Masyarakat Myanmar kesulitan mendapatkan minyak goreng dan beras karena langka dan harganya mahal akibat perang Rusia-Ukraina. (AFP/STR).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pasokan minyak goreng dan beras langka di Myanmar. Akibatnya, banyak warga yang harus antre demi dan datang ke Yangon demi mendapatkan minyak dan beras subsidi tersebut.

Dikutip dari AFP, Jumat (19/8), kelangkaan minyak goreng di Myanmar tak lepas dari perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan pasokan pangan dunia berkurang dan harganya naik. Akibat masalah itu, masyarakat di Myanmar tak mampu membeli beras dan minyak.

Mereka hanya mengandalkan minyak subsidi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Orang-orang tidak punya banyak uang lagi untuk makanan karena harga komoditas yang lebih tinggi," ujar seorang IRT, Khin Khin Than (55) sambil memegang botol plastiknya di dalam antrian menunggu minyak subsidi datang.

Saat ini, harga pasaran minyak goreng untuk 1,6 kilogram tercatat sebesar 9.000 kyat atau US$4,25. Harga itu meroket dari sebelumnya yang hanya 5.000 kyat.

Kenaikan itu membuat masyarakat Myanmar tak bisa makan jika hanya mengandalkan pendapatan dari suami saja.

"Jika hanya satu orang yang bekerja, sebuah keluarga tidak akan punya banyak uang tersisa untuk makan," imbuhnya.

Laporan Bank Dunia pada Juli menyebutkan sekitar 40 persen penduduk Myanmar hidup di bawah garis kemiskinan nasional. 

Sejalan perang Ukraina dan Rusia, kenaikan harga beras juga dipicu konflik dalam negeri Myanmar. Komoditas ini hampir langka karena pejuang dan militer negara itu menjadikan persawahan padi sebagai medan pertempuran.

Akibat masalah itu surat kabar Global New Light of Myanmar hampir setiap hari memuat laporan tentang kenaikan harga beras, telur, sayuran, tiket bus, dan sewa.

Pekan lalu harga satu liter solar melonjak sekitar enam sen AS ke level tertinggi 2.440 kyat setara US$1,15 per liter dalam semalam.

"Kalau kita mau masak di rumah, tidak ada listrik, beras mahal untuk dibeli," kata Lay Lay (68), salah satu dari ratusan antrian di vihara untuk makan kari dan nasi gratis.

"Biaya memasak terlalu tinggi untuk seseorang yang sudah pensiun," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER