Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi memprediksi IHSG cenderung terkoreksi di rentang support 7.060 dan resistance 7.260.
Ia memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga di level 3,5 persen karena inflasi inti masih di bawah 3 persen.
"Untuk IHSG, tentu akan menjadi angin segar karena beban bunga belum meningkat," ujar Oktavianus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi, rencana pengumuman terkait kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah akan menjadi sentimen kurang baik bagi pasar saham.
Hal ini akan menyebabkan daya beli masyarakat melemah dan mendorong inflasi jauh lebih cepat. "Dampak terhadap IHSG akan menjadi negatif, karena kekhawatiran inflasi dan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi jadi meningkat," jelasnya.
Dalam keadaan seperti itu, ia mengatakan sebaiknya investor mengoleksi saham dari sektor energi dan perbankan.
Pertama, dari sektor energi adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang ditutup menguat 1,94 persen ke 4.200. Saham emiten ini diprediksi bisa menyentuh 4.420.
Kedua, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang ditutup menguat 3,66 persen ke 1.700. Ia memprediksi PGAS dapat menyentuh posisi 1.790.
Terakhir, dari sektor perbankan ada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang ditutup menguat 4,22 persen ke 1.605. Oktavianus memprediksi saham emiten ini dapat menyentuh 1.705.
Sementara Harry menyarankan investor untuk memilih emiten sektor basic material dan consumer non-cyclicals.
Dari sektor basic material adalah Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang ditutup menguat 0,63 persen posisi 8.000. INKP diprediksi dapat menyentuh posisi 8.175 hingga 8.325.
Dari sektor consumer non-cyclicals, ia merekomendasikan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang ditutup menguat 3,65 persen ke 710. Saham emiten ini diprediksi bisa menyentuh posisi 755.
(fby/bir)