Ekonom Citi memperingatkan inflasi Inggris bisa menyentuh level tertingginya, yaitu mencapai 18 persen, pada awal tahun depan.
Kenaikan inflasi sembilan kali lipat dari target bank sentral Inggris tersebut diperkirakan terjadi karena lonjakan harga energi terbaru.
"Pertanyaannya sekarang adalah kebijakan apa yang dapat dilakukan untuk mengimbangi dampak pada inflasi dan ekonomi riil Inggris," terang Benjamin Nabarro, Ekonom Citi, dalam sebuah catatan dilansir CNN Business, Selasa (23/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Ia mengingatkan inflasi Inggris di atas 18 persen terakhir terjadi pada 1976 silam. Per Juli 2022, inflasi Inggris 10,2 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi Agustus 2022 diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi bank sentral Inggris atau 13 persen.
"Jika tanda-tanda inflasi kembali menanjak lebih tinggi, kami pikir suku bunga acuan di kisaran 6 persen-7 persen akan sangat diperlukan untuk mengendalikan dinamika inflasi," imbuh Nabarro.
Sebelumnya Office for National Statistic (ONS) menyebut lonjakan harga pangan sebesar 12,7 persen sejak Juli 2021 menjadi penyumbang tingkat inflasi di Inggris.
"11 kelompok makanan dan minuman non-alkohol berkontribusi terhadap tingkat inflasi tahunan, di mana harga secara keseluruhan naik tahun ini," terang ONS
Sejumlah bahan pangan yang berkontribusi terhadap lonjakan inflasi, yakni roti, sereal, susu, keju, dan telur. Kenaikan harga paling mencolok terlihat pada keju cheddar dan yogurt.