Alasan Airlangga soal Biaya Proyek MRT Fase 2 Bengkak Jadi Rp26 T

CNN Indonesia
Kamis, 25 Agu 2022 08:00 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut biaya proyek MRT fase 2 membengkak dari Rp22,5 triliun jadi Rp26 triliun karena pembangunannya kompleks.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut biaya proyek MRT fase 2 membengkak dari Rp22,5 triliun jadi Rp26 triliun karena pembangunannya kompleks. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan biaya proyek Mass Rapid Transit (MRT) north-south fase 2 membengkak dari Rp22,5 triliun menjadi Rp26 triliun karena proses pembangunannya cukup kompleks.

"Terkait proyek kereta api, saya sampaikan proyek strategis MRT north-south, dilaporkan ada kenaikan project cost dari Rp22,5 triliun menjadi Rp26 triliun," ungkap Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (24/8).

Selain karena pembangunan yang kompleks, ia mengatakan Proyek MRT Kota-Ancol Barat itu bengkak karena kondisi lahan tidak stabil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, proyek ini juga akan masuk ke dalam kawasan Kota Tua. Karenanya, secara struktur pembangunnya harus lebih berhati-hati.

"(Pembengkakan biaya) terjadi akibat kompleksitas konstruksi dan kondisi lahan tidak stabil, dan ini masuk dalam Kota Tua, sehingga tentu lebih berhati-hati secara struktur," ujar Airlangga.

Dalam rancangan awal, MRT north-south fase 2 ini akan berakhir di Ancol Barat. Namun, pemerintah sedang mencari alternatif tempat lain karena kondisi lahan tidak stabil.

"Sehingga dipertimbangkan dicari alternatif lain di Ancol atau Marina," jelas Airlangga.

Ia menambahkan proyek MRT north-south ini akan dibangun dengan panjang 12,3 kilometer (km) di bawah tanah.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, lima lembaga menyatakan komitmen untuk memberi dukungan pendanaan pada proyek MRT Jakarta fase dua, tiga, dan empat. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan ada beberapa pihak luar negeri yang sudah berkomitmen untuk mendukung pembangunan MRT Jakarta.

"Sekarang pembangunan infrastruktur tidak hanya mengandalkan dana pemerintah. Kita kreatif nih, melihat bagian-bagian mana yang bisa didanai," kata William pada Forum Jurnalis MRT Jakarta.

Ia mengatakan pendanaan datang dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), European Investment Bank (EIB), dan Asian Development Bank.

Kemudian, UK Export Finance, dan Korea Selatan yang secara khusus ingin mendukung pembangunan MRT fase keempat.

(agt/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER