Peternak Sebut Distribusi Panjang Penyebab Harga Ayam dan Telur Tinggi

CNN Indonesia
Minggu, 28 Agu 2022 20:13 WIB
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Jawa Tengah menyebut tingginya harga daging dan telur ayam disebabkan karena panjangnya rantai distribusi.
Pekerja mengumpulkan hasil panen telur ayam, di salah satu peternakan di kawasan Bogor. Jawa Barat, 24 Agustus 2022 (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah menyebut tingginya harga daging dan telur ayam disebabkan karena panjangnya rantai distribusi.

Per Minggu (28/8) tercatat harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Solo mencapai Rp34 - 35 ribu per kilogram. Sementara harga telur ayam masih bertahan di angka Rp27-28 ribu per kilogram. Harga tersebut terpaut jauh dari harga daging dan telur ayam di kandang.

Ketua Pinsar Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Tengah, Pardjuni mengatakan selisih harga kandang dan pasar mencapai hampir dua kali lipat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga telur dari peternak sekitar Rp26.500 sampai Rp27 ribu. Kalau daging saat ini mungkin hanya sekitar Rp17 ribu sampai Rp17.500," katanya.

Selisih harga yang cukup jauh itu, kata Pardjuni, disebabkan karena rantai distribusi daging dan telur yang cukup panjang. Dari kandang, daging dan telur harus melalui broker kemudian pengecer sebelum bisa sampai ke tangan konsumen.

Di samping itu, ia juga menyebut para pedagang sering memanfaatkan kesempatan saat harga daging dan telur ayam di tingkat kandang murah.

"Pedagang itu begitu harga murah, mereka biasanya ambil marginnya tinggi," katanya.

Ia mencontohkan saat ini harga ayam dari kandang yang hanya di kisaran Rp 17 ribu. Namun harga daging di tingkat konsumen bisa mencapai Rp 35 ribu. Menurutnya, harga tersebut jauh di atas harga wajar.

"Kalau dihitung harga wajar, sebenarnya di angka Rp30 ribu," katanya.

Pinsar Jawa Tengah siap bekerja sama dengan Pemerintah untuk memotong rantai distribusi tersebut. Dengan demikian diharapkan masyarakat bisa mendapatkan daging dan telur ayam dengan harga yang lebih terjangkau.

"Kalau ada permintaan untuk memperpendek jarak dari peternak ke masyarakat kita juga siap," katanya.

Bagikan 800 Kilogram Daging Ayam Gratis

Pinsar Jawa Tengah juga membagikan lebih dari 800 kilogram daging ayam di Kantor Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Aksi tersebut ditujukan untuk mendorong konsumsi daging ayam di wilayah Soloraya.

Pardjuni menambahkan kegiatan tersebut sekaligus sebagai upaya agar Pemerintah lebih memperhatikan peternak ayam pedaging maupun petelur.

"Ini memang bentuk dari asosiasi untuk menyampaikan kepada pemerintah bahwa kita peternak rakyat ini juga butuh perlindungan," katanya.

Menurut Pardjuni, fluktuasi harga daging dan ayam di pasaran juga berdampak negatif kepada para peternak. Khususnya peternak skala rumah tangga.

"Kalau naik, naik tinggi sekali. Tapi sekali jatuh, harganya rendah sekali," katanya.

Harga yang terlalu rendah tentunya merugikan peternak yang harus mengeluarkan biaya besar untuk produksi. Apalagi harga pakan ayam terus naiksejak beberap waktu terakhir.

Di sisi lain, peternak juga tidak menikmati kenaikan harga daging dan telur ayam. Mengingat kenaikan harga di level pengecer tidak dibarengi dengan kenaikan tingkat peternak.

"Justru kalau terlalu tinggi, daya beli masyarakat melemah yang ujungnya akan merugikan peternak juga," katanya.

Untuk kegiatan pembagian daging dan telur ayam, Pinsar DPW Jateng menyiapkan 450 ayam hidup dan 100 kilogram daging.

"Totalnya sekitar 800 kilogram," katanya.

Hampir satu ton daging ayam itu dibagikan menyasar 53 RT di Desa Bolon. Masing-masing RT, kata Pardjuni, memperoleh 10 kg daging atau 10 ekor ayam hidup.

"Nanti teknisnya terserah RT masing-masing. Apakah mau diolah untuk dimakan bersama-sama atau mau diberikan kepada beberapa orang yang membutuhkan," katanya.

(syd/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER