Emak-emak Pasrah Harga Telur Naik: Kami Makan Tahu Tempe Saja

CNN Indonesia
Kamis, 25 Agu 2022 14:50 WIB
Sejumlah ibu rumah tangga pasrah harga telur melambung hingga di atas Rp30 ribu per kilogram (kg) selama beberapa waktu terakhir.
Sejumlah ibu rumah tangga pasrah harga telur melambung hingga di atas Rp30 ribu per kilogram (kg) selama beberapa waktu terakhir. Ilustrasi. (Istockphoto/Getty Images/byryo).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah ibu rumah tangga pasrah harga telur melambung hingga di atas Rp30 ribu per kilogram (kg) selama beberapa waktu terakhir.

Tuti (42), salah satunya. Ibu rumah tangga asal Jakarta Selatan ini merasa keberatan harga telur naik.

Ia mengatakan biasanya membeli telur dengan harga Rp26 ribu hingga Rp27 ribu per kg. Namun, saat ini ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk berbelanja 1 kg telur, Rp32 ribu per kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, pengeluarannya pun bertambah. Imbasnya, Tuti harus mengurangi jatah belanja telur dari 2 kg menjadi 1 kg per minggu.

"Mengurangi beli. Kami makan tahu tempe saja deh," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/8).

Tuti pun merasa heran kenapa harga telur naik akhir-akhir ini. Pasalnya, ia tidak mendapat penjelasan dari penjual.

"Harapannya harga turun lagi. Tumben-tumbenan naik sampai Rp32 ribu," ujarnya.

Segendang sepenarian, Srihartati (54) mengatakan kenaikan harga telur menambah beban di tengah kenaikan harga pangan lainnya. Ibu rumah tangga asal Bogor, Jawa Barat ini juga mengaku menyiasati kenaikan harga itu dengan mengurangi konsumsi telur.

Srihartati biasa membeli 1 kg telur untuk kebutuhan empat hari. Namun, sekarang ia menghematnya supaya bisa cukup untuk satu minggu.

"Iya gimana lagi, memang mahal biasanya (beli) paling Rp26 ribu-Rp27 ribu, sekarang Rp31 ribu. Kalo bisa jangan terlalu mahal, bilangin sama pemerintah segala jadi mahal," kata dia.

Sementara itu, ibu rumah tangga lainnya bernama Lidya (29) mengaku kaget dengan kenaikan harga telur. Bagaimana tidak, kenaikannya mencapai Rp4.000 per kg.

"Jadi pas terakhir beli kaget harganya jadi Rp32 ribu karena terakhir beli masih Rp27 ribu per kg-nya," kata ibu rumah tangga asal Tangerang Selatan itu.

Lidya menuturkan telur merupakan makanan wajib tersedia di rumah karena bisa jadi lauk darurat. Oleh karena itu, kalau harganya naik tentu menambah alokasi uang belanja mingguan.

"Apalagi naiknya kan berbarengan dengan bahan pokok lain," imbuhnya.

Lidya mengaku tidak punya pilihan untuk menyiasati kenaikan harga telur karena sudah menjadi makanan wajib. Karenanya, mau tidak mau ia pun harus merogoh kocek lebih dalam.

"Ya harus siap rogoh kocek lebih dalam lagi," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan harga telur ayam tercatat tertinggi dalam sejarah atau lima tahun terakhir.

"Persoalan telur ini sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir dari Rp27 ribu per kg menuju Rp29 ribu, ke Rp30 ribu bahkan sekarang sampai ke Rp32 ribu per kg. Menurut kami, ini harga tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir kementerian perdagangan bekerja," ungkap Abdullah dalam keterangan resmi.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun mengakui harga telur ayam melejit belakangan ini. Ia berdalih kenaikan harga tersebut terjadi karena program bantuan sosial (bansos) berbentuk bagi-bagi telur yang dilaksanakan Kementerian Sosial (Kemensos).

Ia mengatakan program tersebut telah membuat permintaan telur melonjak. Alhasil, harga telur di sejumlah daerah naik.

"Telur itu kenapa mahal karena ada program dari Kemensos bagi-bagi sosialnya itu dalam bentuk telur. Jadi ada satu waktu mesannya itu banyak sekali, sehingga harga naik," kata Zulkifli.

Selain itu, ia mengatakan kenaikan harga telur juga terjadi karena banyak peternak yang melakukan afkir dini indukan ayam. Afkir atau pemotongan indukan ayam itu dilakukan peternak karena telur sempat over supply beberapa waktu belakangan.

Menurut Zulkifli, imbas dari afkir ini membuat stok telur berkurang. "Ini pengusaha besar ada afkir dini, jadi induknya disembelih, dijual," kata dia.

Oleh karena itu, ia sudah meminta para pengusaha besar itu untuk menghentikan afkir sehingga pasokan telur kembali melimpah.

Ketua Umum PAN itu pun menargetkan harga telur ayam turun ke level Rp28 ribu per kg di akhir September 2022. Karena faktor-faktor tadi, menurutnya kenaikan harga telur hanya sebuah siklus sehingga di akhir bulan depan sudah menyentuh level di bawah Rp30 ribu kembali.

"Rp28 ribu, saya kira begitu," katanya.

Di sisi lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah pernyataan Zulkifli soal kenaikan harga telur yang disebut akibat program bansos yang dijalankan oleh Kemensos.

Risma mengatakan bansos atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) senilai Rp200 ribu per bulan per keluarga diberikan dalam bentuk uang tunai, bukan telur.

"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," ujar Risma dikutip dari Antara.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER