Rencana kenaikan harga Pertalite dan Solar, belum kunjung terjadi. Sebelumnya, pemerintah memberi isyarat kenaikan harga BBM bersubsidi itu akan dilakukan akhir Agustus 2022.
CNNIndonesia.com bertanya kepada Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting. Ia mengaku masih menunggu arahan dari regulator.
"Kelihatannya pakai cat yang tebal, jadi nggak bocor (soal kapan harga naik)," terang dia singkat, Senin (29/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menduga pemerintah tidak akan menaikkan harga Pertalite dan Solar pada pekan ini. Dugaannya, pemerintah masih menyiapkan formula rencana pengurangan subsidi.
"Masih mempersiapkan skema-skema terbaik dalam rangka mengurangi dampak perubahan harga tersebut, seperti mempersiapkan bantalan sosial (bansos), BLT, BLU, maupun bantuan lainnya. Jika sudah siap semua, saya kira bisa segera," imbuhnya.
Dugaan Mamit bukan tanpa alasan, mengingat saat ini saja harga bahan pokok di pasar sudah menanjak sebelum harga BBM bersubsidi dinaikkan. "Agar masyarakat tidak double shock," ujar Mamit.
Selain itu, sambung dia, pemerintah masih perlu merevisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Sebelumnya, pemerintah mengisyaratkan kenaikan harga Pertalite dan Solar karena beban subsidi energi disebut naik berlipat-lipat, yakni dari Rp170 triliun menjadi Rp502 triliun.
Demi menghindari subsidi raksasa itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM subsidi dan membatasi distribusinya.
Perkiraan Mamit, pemerintah akan menaikkan harga Pertalite di kisaran Rp10 ribu per liter dari harga saat ii Rp7.650 per liter. Sementara solar diperkirakan naik menjadi Rp8.500 per liter dari Rp5.1050 per liter.