Perangi Soceng, BRI Turut Aktif Ungkap Kejahatan Perbankan

Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2022 00:00 WIB
Aparat penegak hukum terus berupaya untuk menumpas serta menangkap pelaku kejahatan social engineering
Jakarta, CNN Indonesia --

Aparat penegak hukum terus berupaya untuk menumpas serta menangkap pelaku kejahatan social engineering, seperti penangkapan tiga terduga penipuan yang mengatasnamakan BRI di Bandung, Jawa Barat serta Palembang, Sumatera Selatan. BRI secara aktif berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dalam menyampaikan laporan, hingga akhirnya pelaku dapat ditemukan.

Kejahatan perbankan social engineering merupakan tindakan memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi dan data perbankan yang bersifat rahasia. Media yang digunakan pelaku untuk mendekati dan mengelabui korban pun beragam, mulai dari pesan singkat/chat online, telepon, SMS, e-mail, media sosial, dan lainnya.

Pelaku kejahatan social engineering menggunakan modus informasi perubahan tarif transfer antar bank dari Rp6.500 per transaksi menjadi Rp150 ribu per bulan untuk menipu korban melalui WhatsApp. Dalam pesan tersebut, pelaku melampirkan tautan di mana korban diharuskan mengisi data pribadi dan data perbankan untuk membobol rekening.

adv_BRICOORPORATE

Pengisian formulir itu menyebabkan pelaku penipuan memiliki akses atas rekening korban. Pesan tersebut dipastikan tidak benar, karena memang bukan merupakan kebijakan BRI dan tidak berasal dari sumber informasi resmi yang dimuat BRI. Untuk itu, BRI bersama kepolisian setempat melakukan analisa bersama tentang alur transaksi dan proaktif mendukung proses pengungkapan kejahatan penipuan sampai dengan penangkapan pelaku.

"BRI juga mendukung dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk melakukan penanganan serta penangkapan pelaku kejahatan social engineering," kata Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto.

Solichin menjelaskan, upaya BRI dalam memerangi social engineering di industri perbankan antara lain adalah dengan melakukan pengaduan kepada Siber Polda Metro Jaya. Bersama Polda Metro Jaya, BRI juga turut melakukan analisa terkait alur transaksi, pengungkapan modus, hingga melakukan penindakan dan penangkapan pelaku kejahatan social engineering.

Langkah proaktif BRI dalam mendukung penangkapan pelaku kejahatan social engineering tersebut diharapkan dapat meredam kejahatan-kejahatan serupa muncul kembali.

"Penangkapan pelaku kejahatan ini menunjukan komitmen BRI untuk mengupas dan menangani kasus social engineering yang telah merugikan nasabah," kata Solichin.

Di sisi lain, Solichin mengatakan bahwa BRI secara berkala terus melakukan edukasi pencegahan kejahatan social engineering melalui saluran komunikasi resmi perseroan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat agar dapat terhindar dari berbagai modus social engineering.

"BRI mengimbau kepada nasabah agar senantiasa berhati-hati dalam melakukan transaksi finansial, yaitu dengan menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan. Nasabah diharapkan tidak memberitahukan informasi yang dapat memberi akses pada akun seperti password dan PIN. Nasabah wajib merahasiakan itu dari siapapun, termasuk keluarga, kerabat, mau pun petugas bank," ujar Solichin.

Lebih lanjut, Solichin menegaskan bahwa BRI senantiasa menginformasikan seluruh layanan melalui saluran komunikasi resmi yang sudah diverifikasi atau memiliki tanda centang biru yang dapat diakses nasabah melalui web www.bri.co.id, Instagram @bankbri_id, Twitter bankbri_id, kontak_bri, promo_bri, Facebook di Bank BRI, YouTube di Bank BRI, Tiktok di Bank BRI, dan Contact BRI di nomor 14017/1500017.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER