Isu kenaikan harga BBM, utamanya pertalite juga mendapat penolakan dari sejumlah pengendara ojek online (ojol).
Fahmi (34), salah satunya. Ia mengaku beban pengeluarannya bisa semakin berat jika harga pertalite naik.
"Modal akan tambah, sementara pendapatan gak menentu, argo lagi gak jelas," kata dia saat ditemui di sebuah warung di bilangan Tegal Parang, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahmi mengatakan setiap hari mengisi pertalite sebanyak dua kali 3,5 liter. Pengisian dilakukan pada pagi dan sore hari.
Jika harga pertalite saat ini masih di Rp7.650 per liter, ia harus merogoh kocek Rp53.550 untuk membeli 7 liter pertalite dalam satu hari.
Sejumlah netizen menyindir banyak orang kena prank karena harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tak jadi naik pada Rabu (31/8) malam. Padahal, mereka sudah berbondong-bondong antre di SPBU.
Sindiran disampaikan netizen melalui unggahan status di sosial media masing-masing, diantaranya @Burrbeeryyy.
"Kena prank pertalite belum naik ygy," katanya dalam sebuah cuitan pada Kamis (1/8) pagi.
Senada, akun @brospore juga merasa batalnya kenaikan harga Pertalite sebagai prank, terlebih bagi mereka yang sudah antre karena takut kehabisan.
"Kena prank dong yang tadi malem fomo antri ngisi pertalite," ujarnya.
Komentar lain datang dari @ensitijogja yang merasa kasihan pada masyarakat yang antre sambil meminta informasi soal kenaikan harga lebih diperjelas.
"Coba kalo mau naikin harga tuh yang spesifik yang jenis apa yang naik.. kasian udh antri semalaman," tulisnya.
Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyampaikan hal yang sama. "Haha. Kita kena prank sepertinya," kata Mamit.