Selain itu, Kemendag juga masih memetakan pola distribusi masing-masing komoditas. Pasalnya, distribusi dari satu bahan pangan akan berbeda dengan bahan pangan lainnya.
"Beda-beda distribusinya, pola distribusi beda, masih dihitung," imbuh Syailendra.
Ia belum bisa memprediksi kenaikan rata-rata harga komoditas jika BBM pertalite dan solar subsidi naik. Hal yang pasti, peningkatan harga pangan tak akan sebesar BBM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika harga BBM naik 30 persen, maka bukan berarti cabai atau bahan pangan lainnya ikut meningkat 30 persen.
"Kenaikan biaya transportasi ini tentu tak langsung berkorelasi dengan kenaikan harga komoditas, besarannya tak berkorelasi. Contoh, kalau BBM naik 30 persen, ya tidak menaikkan harga satu barang 30 persen juga," jelas Syailendra.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal kenaikan harga pertalite dan solar subsidi akan diumumkan dalam waktu dekat. Menurut dia, sejumlah menteri terkait memberikan hitungan atau kalkulasi kenaikan harga BBM subsidi kemarin.
Sementara itu, Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memproyeksi harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Angka itu masih di bawah harga keekonomian yang sekitar Rp15 ribu per liter sampai Rp17 ribu per liter.
"Pertalite tentu harus di bawah pertamax juga yang Rp12.500 per liter, jadi Rp10 ribu oke lah," ucap Komaidi.
Angka Rp10 ribu untuk pertalite, kata Komaidi, juga masih di bawah harga BP yang tembus Rp15 ribu per liter.
Namun, Komaidi mengatakan pemerintah juga bisa menetapkan harga pertalite menjadi dua jenis. Motor tetap harga sekarang sebesar Rp7.650 per liter, sedangkan mobil naik menjadi Rp10 ribu per liter.
"Kenapa begitu? karena kan sedang pemulihan ekonomi. Kalau naik semua nanti ekonomi kontraksi," ujar Komaidi.
Sementara, ia memproyeksi harga solar berpotensi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Angka itu masih di bawah harga keekonomian yang mencapai Rp17 ribu-Rp18 ribu per liter.
"Tapi memang kalau naiknya Rp10 ribu agak signifikan dari sekarang Rp5.150 tapi ya monggo yang penting tetap diantisipasi," tutup Komaidi.
(aud/end)