Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (6/9). Penurunan harga minyak didorong oleh kekhawatiran terhadap resesi ekonomi dan penguncian wilayah di China akibat covid-19 yang dapat melemahkan permintaan BBM.
Dilansir dari Reuters, Rabu (7/9), harga minyak mentah berjangka Brent turun US$2,91 atau 3 persen menjadi US$92,83 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menjadi US$86,88 per barel.
China akan memperpanjang lockdown di Chengdu. Analis Pasar Minyak PVM Tamas Varga menyebutkan hal itu dapat menambah kekhawatiran terjadinya lonjakan inflasi yang tinggi, termasuk kenaikan suku bunga acuan yang akan memukul permintaan minyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Di sisi lain, European Central Bank (ECB) diperkirakan menaikkan suku bunga tajam dalam pertemuan Kamis mendatang.
"Berita OPEC+ sekarang ada di pasar dan fokus sementara beralih ke kekhawatiran ekonomi dan inflasi di antaranya dua faktor yang relevan adalah perpanjangan lockdown covid-19 di China dan keputusan suku bunga ECB pada Kamis nanti," terang Varga.
Selain itu, penguatan dolar AS yang ditopang oleh data industri jasa yang lebih baik juga ikut menekan harga minyak.
Analis Price Futures Chicago Phil Flynn menyebut rilis aktivitas sektor jasa memberi harapan bahwa bank sentral AS alias The Fed akan terus menaikkan suku bunga. Hal ini dapat memicu resesi ekonomi dan menurunkan permintaan BBM.
"Pada dasarnya, ini semua tentang pasokan yang ketat dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Ini menciptakan banyak ketidakpastian di pasar," kata Flynn.