Ketua Hipmi Bantah Minta Tukang Bawang Rp150 Juta Buat Gubernur Maluku
Ketua Hipmi Provinsi Maluku Asiz Tuni buka suara terkait tuduhan minta uang Rp150 juta ke pedagang bawang untuk disetor ke Gubernur Maluku Murad Ismail.
Ia mengatakan tuduhan tersebut tidak benar dan fitnah.
"Berita itu informasinya tidak benar dan fitnah, karena sebagai pribadi dan Ketum HIPMI Maluku, termasuk sebagai orang dekat Pak Gubernur, saya tidak pernah mengatasnamakan Bapak Gubernur untuk minta uang ke pedagang Mardika," katanya dalam pernyataan resmi, Rabu (7/9).
"Saya punya hubungan sangat baik dengan para pedagang Pasar Mardika, khususnya yang berhimpun di Asosiasi Pedagang Pasar Mardika Ambon (APMA). Sejak terjadi relokasi lebih dari 2000 pedagang saat Gedung Pasar Mardika Ambon direhabilitasi lewat dana APBN, saya ikut mengadvokasi para pedagang untuk mendapat tempat jualan yang layak," tambahnya.
Atas dasar itulah, ia minta kepada Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Mardika Alham Valeo untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi terkait tuduhan itu supaya tidak menimbulkan opini negatif di masyarakat.
Asiz Tuni diduga minta uang Rp150 juta ke pengusaha bawang berinisial AI untuk disetor kepada Gubernur Maluku Murad Ismail. Setoran itu diduga terkait pemberian izin pembangunan lapak di atas trotoar.
Permintaan uang itu terungkap dalam rekaman video yang viral di media sosial belakangan ini. Dalam video berdurasi 6 menit tersebut, rekaman mengungkap pembicaraan antara AI dan Fetrik Papilaya yang mengaku sebagai orang dekat Murad Ismail.
Al mengaku sudah memberi sejumlah uang terkait perizinan membangun lapak di atas trotoar kepada Murad Ismail melalui Asiz Tuni senilai Rp100 juta.
"Awalnya diminta Rp150 juta. Namun, hanya kemampuan Rp100 juta, uang sudah disetor ke Asiz Tuni untuk Gubernur Maluku," kata Al dalam rekaman itu, Rabu (7/9).
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Mardika itu bercerita, uang ratusan juta kepada Gubernur Maluku tersebut diberikan karena kapasitasnya menerbitkan izin membangun lapak-lapak di atas trotoar.
Awalnya, kata dia, Murad bersedia mengeluarkan izin setelah Ketua HIPMI Asiz Tuni bertemu sang Gubernur terkait nasib pedagang pasca pembongkaran massal di Pasar Mardika oleh Pemerintah Kota Ambon.
Asiz kemudian meminta sejumlah uang untuk kebutuhan pencalonan sebagai ketua HIPMI Maluku. Lalu, ia mengirim uang kepada Asiz senilai Rp80 juta. Berselang lama, Asiz kembali meminta uang lagi senilai Rp50 juta untuk bepergian ke Jakarta.
"Saya kasih bertahap ada Rp80 juta, ada Rp50 juta. Jadi, dia minta bertahap, karena waktu itu dia lagi pengurusan pencalonan ketua HIPMI di Jakarta. Jadi, dia bilang tolong bantu," ungkapnya.
"Sehingga, total jumlah uang untuk Asiz dan untuk Gubernur mencapai Rp200 juta lebih," imbuh dia.
(agt/agt)