Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.917 per dolar AS pada Rabu (7/9) sore. Mata uang Garuda melemah 32 poin atau 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.927 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi, namun mayoritas ada di zona merah. Yen Jepang melemah 0,86 persen, won Korea Selatan melemah 0,79 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, dan peso Filipina melemah 0,28 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Lalu, yuan China melemah 0,27 persen, baht Thailand melemah 0,04 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan sore ini.
Sejalan, mata uang negara maju juga bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, euro Eropa melemah 0,10 persen dan dolar Australia melemah 0,18 persen, dan dolar Kanada melemah 0,17 persen.
Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah pada penutupan perdagangan sore ini ditopang oleh data PMI Amerika yang tetap kuat di tengah berbagai risiko. Kondisi ini membuat dolar menang melawan berbagai mata uang termasuk Indonesia
"Data ISM services PMI yang kuat ini menyebabkan kembali munculnya kekhawatiran apabila The Fed ke depannya akan tetap agresif dalam kebijakan suku bunga, tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi US," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Meski demikian, pelemahan rupiah dinilai tak terlalu dalam, terbantu data cadangan devisa yang baru saja dirilis Bank Indonesia (BI). Cadev tercatat tetap tinggi di posisi US$132,2 miliar pada Agustus 2022.
"Rupiah terbantu oleh rilis data cadangan devisa yang lebih tinggi dari perkiraan," kata dia.