Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan solar bisa tembus Rp339 triliun hingga akhir tahun.
Nilai tersebut hanya untuk BBM saja, tidak termasuk anggaran subsidi untuk energi lainnya seperti LPG 3Kg dan listrik.
Ia mengatakan angka subsidi itu didasarkan pada beberapa perhitungan. Pertama, penambahan kuota pertalite dari 23 juta kiloliter jadi 29 juta kiloliter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, penambaha kuota solar dari 15 juta kiloliter menjadi 17 juta kiloliter. Ketiga, asumsi harga minyak mentah yang US$100 per barel.
"BBM kalau sampai akhir tahun dengan asumsi yang 29 (kiloliter-pertalite) dan 17 (kiloliter-solar) itu hampir Rp339 triliun," ujarnya ditemui di Ayana MidPlaza, Jumat (9/9).
Ia mengatakan anggaran itu bisa saja turun dan juga naik bergantung pada gejolak harga minyak. Oleh karenanya, ia menngatakan supaya pembengkakan anggaran itu tidak terus terjadi, pembatasan konsumsi pertalite harus dilakukan.
Jika tidak, maka akan memberatkan keuangan negara.
"Kalau konsumsi naik terus, ini jadi berat," ungkapnya.
Saat ini, kata Arifin aturan pembatasan pertalite dan solar terus diproses. Ada banyak opsi yang ditetapkan pemerintah melalui revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 yang masih menunggu waktu dirilis.
"Jadi sekarang sedang dibahas (Perpres 191) karena ada beberapa opsi. Kan pertimbangannya dalam, kita juga mengidentifikasi harus teliti," pungkasnya.