Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan 40 persen rumah tangga paling miskin menanggung beban Rp8,1 triliun akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar bersubsidi, dan pertamax.
"Rumah tangga yang paling rendah akan menanggung Rp8,1 triliun (atas kenaikan harga BBM)," ungkap Suahasil dalam Kuliah Umum Pengantar Ekonomi, Senin (12/9).
Lalu, 60 persen rumah tangga teratas akan menanggung Rp42,2 triliun atas kenaikan harga BBM pertalite, solar bersubsidi, dan pertamax.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa besar sekali? Karena mereka (60 persen rumah tangga teratas) pengguna pertalite, solar, dan pertamax paling banyak," jelas Suahasil.
Meski begitu, Suahasil mengakui beban Rp8,1 triliun untuk 40 persen rumah tangga atas kenaikan harga BBM tetap saja berat. Maka dari itu, pemerintah menambah bantuan sosial (bansos) untuk mengurangi beban masyarakat miskin.
Suahasil menjelaskan pemerintah menambah bansos sebesar Rp24,17 triliun. Bantuan itu diberikan dalam tiga bentuk.
Pertama, bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp150 triliun kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan itu akan diberikan selama empat bulan.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp12,4 triliun untuk memberikan BLT tersebut. Nantinya, masing-masing penerima akan mendapatkan total BLT sebesar Rp600 ribu.
Kedua, BLT Rp600 ribu kepada pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta. Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp9,6 triliun untuk BLT tersebut.
Ketiga, subsidi untuk sektor transportasi seperti ojek online (ojol), angkutan umum, nelayan, dan UMKM. Pemerintah daerah (pemda) akan mengalokasikan 2 persen dari dana alokasi umum (DAU) dan dana bagi hasil untuk memberikan bansos tersebut.
Menurut Suahasil, anggaran dana yang disiapkan untuk bantuan itu sebesar Rp2,17 triliun.
"Semua ini untuk mengompensasi 40 persen rumah tangga paling miskin tadi yang harus menanggung Rp8,1 triliun atas kenaikan harga BBM, kami berikan bantuan tiga kali lipat. Mereka menanggung Rp8,1 triliun, tapi dikasi Rp24,17 triliun," jelas Suahasil.
Dalam kesempatan berbeda, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Strategis Yustinus Prastowo mengatakan 40 persen keluarga paling miskin menanggung beban secara tak langsung atas kenaikan harga BBM. Beberapa contohnya, kenaikan harga barang dan lonjakan biaya transportasi.
"Iya dampak kenaikan harga yang ditanggung keluarga miskin Rp8,1 triliun," ujar Yustinus.
Sebelumnya, pemerintah resmi mengerek harga BBM jenis pertalite, solar bersubsidi, dan pertamax mulai Sabtu (3/9). Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu per liter, solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
(aud/agt)