Singapura Naikkan Biaya Layanan Penumpang Bandara Changi Per November
Singapura menaikkan biaya layanan penumpang dan keamanan, serta retribusi bagi penumpang pesawat yang terbang dari Bandara Changi mulai 1 November 2022.
Mengutip CNA, Kamis (15/9), kebijakan ini sebetulnya mulai diberlakukan 2018, namun ditunda karena pandemi covid-19. Sehingga, pada tahun ini di mana pandemi mulai melandai, Singapura mulai menerapkan kebijakan itu.
Saat ini, penumpang yang terbang keluar dari Bandara Changi harus membayar biaya sebesar 52,30 dolar Singapura setara dengan Rp554.710 (asumsi kurs Rp10.606 per dolar).
Lihat Juga : |
Besaran itu terdiri dari 35,4 dolar Singapura untuk biaya layanan penumpang dan keamanan (PSSF), 6,1 dolar Singapura untuk retribusi penerbangan, dan 10,8 dolar Singapura untuk retribusi pengembangan bandara.
Nantinya, per 1 November sampai 31 Maret 2023, biaya tersebut naik menjadi 59,2 dolar Singapura atau Rp627.894. Dengan rincian biaya layanan penumpang dan biaya keamanan meningkat menjadi 40,4 dolar Singapura dan retribusi penerbangan naik menjadi 8 dolar Singapura.
Kenaikan biaya tersebut tak berhenti sampai di situ. Sebab, setelah 31 Maret 2023, Singapura kembali menaikkan biaya layanan penumpang dan keamanan mulai 1 April 2023 dan 1 April 2024.
Kebijakan ini akan menjadi penyesuaian pertama terhadap retribusi penerbangan, yang diperkenalkan 13 tahun lalu pada 2009.
Retribusi penerbangan mendanai pengembangan hub udara dan fungsi regulasi CAAS.
Pihak berwenang mencatat fungsi otoritas penerbangan diharapkan tumbuh untuk membangun kembali posisi Singapura sebagai hub udara global pasca-pandemi.
Meski demikian, penumpang yang tiket pesawatnya diterbitkan sebelum 1 November 2022, tidak akan membayar biaya dan retribusi yang lebih tinggi.
"Tarif Pendaratan, Parkir, dan Aerobridge (LPA) untuk semua penerbangan yang beroperasi di Bandara Changi akan meningkat sebesar 2 persen pada 1 November 2022, dan meningkat sebesar 1 persen lagi setiap tahun pada 1 April 2023, dan 1 April 2024." , seperti yang diumumkan sebelumnya," kata pihak berwenang.
"Selain mendukung operasi CAG, biaya PSSF dan LPA juga digunakan untuk rencana pengembangan dan peningkatan infrastruktur terminal yang ada yang terus berlanjut selama pandemi," imbuhnya.