Inflasi di Jepang menyentuh 2,8 persen pada Agustus 2022 karena lonjakan harga energi. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak 2014 dan lajunya tercepat dalam hampir 31 tahun.
Terakhir kali, angka inflasi melonjak seperti bulan lalu karena meningkatnya pajak pertambahan nilai (PPN).
Dilansir dari AFP, Selasa (20/9), data Kementerian Dalam Negeri mencatat listrik, gas dan bensin termasuk di antara kontributor utama kenaikan harga bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka inflasi Agustus sedikit di atas perkiraan konsensus 2,7 persen oleh para ahli, dan lebih tinggi dibandingkan realisasi Juli, 2,4 persen.
Realisasi inflasi dirilis menjelang pertemuan Bank of Japan (BoJ) minggu ini. Jepang melawan tren bank sentral di sejumlah negara lain dengan kebijakan moneter ultra longgar.
Bank sentral lain memilih untuk menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi yang melonjak, tetapi BoJ memandang kenaikan harga saat ini sebagai sementara dan terkait dengan peristiwa luar biasa seperti perang di Ukraina.
Jurang pemisah antara kebijakan bank dan kenaikan suku bunga di tempat lain telah menyebabkan yen merosot, mencapai level terendah terhadap dolar dalam beberapa dekade terakhir.
Target lama BoJ adalah untuk mempertahankan inflasi dua persen, yang dipandang perlu untuk mendorong ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.