Dana Moneter Internasional (IMF) akan memperluas pendanaan untuk negara-negara yang dilanda lonjakan harga pangan, dan kekurangan akibat perang di Ukraina.
Mengutip CNA, Rabu (14/9), IMF menyebut setidaknya ada 20 sampai 30 negara yang membutuhkan pendanaan tersebut.
Direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan anggota dewan eksekutif sepakat dengan usulan perluasan pendanaan itu. Dia berharap mereka akan menyetujuinya untuk memungkinkan pencairan dana dengan cepat, paling tidak pada Oktober ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana tersebut, memungkinkan IMF untuk memberikan tambahan, pembiayaan darurat tanpa syarat kepada negara-negara yang dilanda krisis pangan akibat perang Rusia - Ukraina dan inflasi global setelah pandemi covid-19.
"Ada perasaan bahwa itu adalah kebutuhan dan kami memiliki urgensi untuk bertindak," kata Georgieva dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Global.
"Yang kami usulkan adalah meningkatkan akses pembiayaan darurat selama satu tahun ke negara-negara yang paling rentan," imbuhnya.
Dia mengatakan perubahan itu akan menguntungkan negara-negara pengimpor makanan berpenghasilan rendah yang telah melihat biaya mereka meroket, atau negara lain seperti Ukraina yang ekspornya terhambat oleh perang.
Georgieva mengatakan program itu akan tersedia bagi negara-negara yang belum memiliki program IMF yang lebih besar. Ia memperkirakan sekitar 50 negara akan memenuhi syarat, di mana 20 hingga 30 diperkirakan memiliki kebutuhan terbesar.
Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan dana tersebut telah meminjamkan lebih dari US$268 miliar ke 93 negara sejak awal pandemi, termasuk untuk membantu negara-negara yang terkena dampak krisis pangan.
Selain itu, IMF juga telah memberikan pinjaman US$27 miliar kepada 57 negara berpenghasilan rendah.
Rice menambahkan pihaknya akan berdiskusi lebih lanjut direncanakan dengan dewan eksekutif untuk memastikan persetujuan formal.