Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.037 per dolar AS pada Jumat (23/9) sore. Mata uang Garuda melemah 14,5 poin atau 0,10 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.035 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia bergerak variatif. Yen Jepang melemah 0,03 persen, baht Thailand melemah 0,07 persen, yuan China melemah 0,44 persen, dan dolar Singapura melemah 0,28 persen. Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,22 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sementara peso Filipina stagnan pada perdagangan sore ini.
Sementara mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,78 persen, poundsterling Inggris melemah 0,81 persen, franc Swiss melemah 0,20 persen, dolar Kanada melemah 0,29 persen, dan dolar Australia melemah 0,81 persen.
Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah masih tertekan oleh penguatan dolar AS pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di mana The Fed memberikan pernyataan yang lebih hawkish ke pasar.
"Pelemahan rupiah sedikit tertahan oleh keputusan kenaikan suku bunga yang agresif sebesar 50 bps dari BI sehari sebelumnya," ujarnya kepada CNNIndonesia com.
Pekan depan, Lukman memproyeksi rupiah masih akan tertekan dengan indeks dolar AS yang kembali mencatatkan rekor tertinggi. Ia memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp15.000-Rp15.100 per dolar AS.
(fby/dzu)