Cerita Warga Bali dan Solo Pakai Kompor Listrik Gratis, Disubsidi Pula

CNN Indonesia
Sabtu, 24 Sep 2022 11:25 WIB
Warga di Bali dan Solo mengaku makin hemat listrik saat menggunakan paket kompor listrik gratis dari pemerintah. (iStockphoto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah sudah membagikan paket kompor listrik gratis untuk program uji coba di Bali dan Solo. Warga di dua daerah itu mengaku makin hemat semenjak menggunakan kompor listrik itu.

Jero Kusumawati (63), pemilik warung di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Selatan, mengaku lebih hemat dengan alat masak bertenaga setrum tersebut.

"Lebih hemat, lebih praktis, lebih cepat masaknya, bagi saya. (Pengeluaran) lebih banyak kompor gas," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/9).

Ia mengatakan telah menerima paket berisi satu kompor listrik dua tungku, satu alat masak dan satu MCB (Miniature Circuit Breaker) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.

Dalam sebulan, Kusumawati biasanya menghabiskan dua tabung elpiji 3 kilogram dengan harga Rp18 ribu per tabung atau total Rp36 ribu. Namun, saat memakai kompor listrik, ia mengaku hanya menghabiskan sekitar Rp60 per jam.

"Tidak banyak menghabiskan (biaya) karena sudah di-setting oleh PLN listriknya. Per satu jam Rp60 rupiah. (Kalau gas tabung) per bulannya saya pakai dua gas, harga Rp 18 ribu total Rp 36 ribu, kalau ini (kompor listrik) tidak sampai (Rp 36 ribu) karena pakai listrik," ujarnya.

Ia juga merasa pemakaian kompor listrik lebih praktis dan memudahkan dia memasak. Sebab, kompor listrik tersebut tidak keluar api. Apalagi, warungnya di kawasan pantai yang anginnya cukup kencang.

"Ini nyaman dan praktis. Di pantai banyak anginnya kompor itu kan tidak pakai api dan masaknya jadi gampang dan cepat matangnya, dan tidak ada apinya tapi makanannya cepat matang, tidak ada kendala dan nyaman-nyaman saja," jelasnya.

Begitu pula dengan Indrawati, seorang ibu rumah tangga di kelurahan Mojo, mengaku mendapatkan paket kompor listrik gratis dari pemerintah. Ia mendapat kompor induksi dua tungku bermerek Myamin dengan total daya 2.000 Watt.

"Sama dapat panci stainless steel dan wajan anti lengket. Soalnya kompor ini nggak bisa pakai panci alumunium," katanya.

Indrawati menuturkan sebelum menerima paket kompor tersebut, instalasi di rumahnya menggunakan 1.300 VA. Namun, ia akhirnya turun daya ketika mendapatkan tawaran bantuan kompor listrik induksi.

Sebab, untuk menjadi penerima paket kompor listrik itu, syaratnya adalah memiliki daya listrik 900 VA dan masuk golongan subsidi. Tanpa pikir panjang, ia pun menerima tawaran tersebut.

Terlebih, ia memang berhak mendapatkan subsidi karena ia tergolong tidak mampu.

Selama ini, ia juga sudah terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan Nontunai dari pemerintah.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, ia dapat program penataan kawasan dari Kementerian PUPR sehingga rumahnya dipasang listrik 1.300 VA.

Indrawati mengaku instalasi kompor listrik dilakukan oleh petugas PLN. Selain memasang kompor listrik, petugas itu juga menambah mini circuit breaker (MCB) di rumahnya. Satu MCB khusus kompor listrik, satu lagi untuk perangkat elektronik lain.

"Kalau mau masak, MCB yang buat kompor listrik harus dinyalakan dulu. Kalau sudah selesai harus dimatikan. Biar kompornya awet," katanya.

Sejak menggunakan kompor listrik, Indrawati mengaku pengeluaran listriknya justru berkurang. Jika dulu dengan daya 1.300 VA merogoh Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per bulan, kini dengan daya 900 VA ia hanya membayar Rp100 ribu per bulan.

Penghematan konsumsi ini karena sejak menggunakan kompor induksi, ia menjadi penerima subsidi listrik 900 VA. "Dulu waktu masih 1.300 VA itu beli Rp 50 ribu cuma dapat 31 kWH. Sekarang saya beli Rp 100 ribu dapatnya 150 kWH," katanya.

Sementara itu, seorang warga Solo yang menerima paket gratis kompor listrik, Teddy (47) mengaku lebih nyaman menggunakan kompor gas. Pasalnya, ia memiliki usaha angkringan yang tidak memungkinkan menggunakan kompor induksi.

"Kompornya paling cuma saya pakai buat bikin mi instan sama menggoreng telur. Itu pun untuk menggoreng nggak bisa garing," katanya.

Ia mengatakan mau menerima bantuan kompor induksi dari PLN agar mendapat subsidi listrik. "Dulu kan ditawari kalau mau dapat subsidi harus mau ambil kompor listriknya, ya saya terima," katanya.



(ldy/dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK