Bank Sentral Swiss, Norwegia, hingga Inggris menaikkan suku bunga lagi dipicu inflasi yang tinggi.
Mengutip dari AFP, Bank Inggris menaikkan suku bunga yang tertinggi sejak 2008 silam untuk melawan inflasi tinggi. Di satu sisi, memperingatkan ekonomi Inggris tergelincir ke ambang resesi.
Bank Inggris memenuhi sebagian besar ekspektasi pasar karena menaikkan suku bunga utamanya sebesar 0,5 poin persentase menjadi 2,25 persen. Itu mengulangi langkah Agustus yang telah membawa biaya pinjaman ke level tertinggi 14 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suku bunga bank sekarang berada di level tertinggi sejak 2008 karena Bank Inggris berusaha untuk mengurangi kenaikan harga yang melonjak dengan inflasi hanya sedikit dua digit," kata analis dari Interactive Investor, Victoria Scholar, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (24/9).
Bank juga mengindikasikan ekonomi Inggris kemungkinan akan menyusut pada kuartal ketiga saat ini. Itu akan menempatkannya dalam resesi setelah dikontrak oleh tipis 0,1 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Definisi teknis dari resesi adalah pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut.
Sementara itu, bank memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya bulan depan pada 11 persen, di mana salah satunya dipengaruhi harga gas.
Selain itu, Bank sentral Swiss dan Norwegia mengumumkan kenaikan suku bunga yang besar pada Kamis lalu karena pembuat kebijakan moneter global meningkatkan pertempuran melawan inflasi yang tidak terkendali.
Pergerakan mengikuti kenaikan suku bunga besar di Swedia dan Amerika Serikat pekan ini, juga kenaikan yang suku bunga yang diumumkan Bank Inggris pada hari yang sama.
Bank sentral Norwegia menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2011, sementara Bank Nasional Swiss mengakhiri era suku bunga negatif. Bank sentral Swiss menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 0,75 poin persentase menjadi 0,5 persen.
Sebagai informasi, Bank Sentral Swiss untuk pertama kali menaikkan suku bunganya pada Juni lalu sejak 15 tahun terakhir.
Diketahui, inflasi mulai meningkat di seluruh dunia ketika ada penguncian wilayah alias lockdown gara-gara pandemi Covid-19. Dan, inflasi itu memburuk ketika harga energi dan makanan meroket setelah Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari silam.
Inflasi di Swiss naik 3,5 persen pada Agustus dan, "kemungkinan akan tetap pada tingkat yang tinggi untuk saat ini".
"Kenaikan terakhir inflasi terutama karena harga barang yang lebih tinggi, terutama energi dan makanan," demikian pernyataan bank sentral Swiss.
Pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia telah menyebabkan pasar saham turun karena investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga dapat memicu resesi.
Bank Sentral Norwegian menaikkan suku bunganya sebesar 0,5 persen jadi kini 2,25 persen. Bank sentral itu pun mewanti-wanti kemungkinan menaikkan lagi suku bunga pada November mendatang.
Inflasi mencapai 6,5 persen pada Agustus, lebih dari tiga kali lipat target dua persen bank sentral Norwegia.
"Ada prospek bahwa inflasi akan tetap tinggi lebih lama dari yang diproyeksikan sebelumnya," kata Gubernur Bank Sentral Norwegia, Ida Wolden Bache.