Luhut: 28 Negara Antre Bantuan IMF, Kita Jauh

CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2022 12:33 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia tidak berpotensi mengantre untuk bantuan Dana Moneter Internasional (IMF).
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia tidak berpotensi mengantre untuk bantuan Dana Moneter Internasional (IMF). (Biro Pers Sekretariat Presiden).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia tidak berpotensi mengantre untuk bantuan Dana Moneter Internasional (IMF).

Menurutnya, kondisi Indonesia lebih stabil dibanding 28 negara lainnya yang akan menjadi pasien IMF

"Kemarin ibu Menkeu (Sri Mulyani) mengatakan sudah 28 negara yang antre masuk IMF. Kita jauh dari itu. Kita mungkin salah satu negara yang terbaik pada hari ini," ujarnya di Investor Daily Summit, Rabu (12/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Luhut meminta semua pihak untuk tetap waspada akan ancaman badai sempurna atau perfect storm akibat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Pemerintah disebut tengah menyiapkan berbagai uji coba di berbagai bidang untuk menghadapi skenario terburuk.

"Kita akan menghadapi perfect storm. Jadi tolong kita semua hati-hati. Ketidakpastian ekonomi dunia menurut saya sangat tinggi. Kita sekarang sedang menyiapkan situasi terburuk," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kondisi ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Tidak hanya itu, konfrontasi geopolitik dan perubahan iklim juga membuat banyak negara terancam apabila tidak berhati-hati.

"Dengan situasi yang ada sekarang ini negara manapun dapat terlempar cepat keluar jalur apabila tidak hati-hati dan tidak waspada baik dalam pengelolaan moneter maupun fiskal," tutur Jokowi.

Meski dunia sedang diliputi ketidakpastian, Jokowi mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis terhadap perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4 persen pada kuartal II 2022 disebut harus disyukuri sambil tetap waspada.

Jokowi mengatakan pemerintah berupaya menjaga tingkat inflasi dengan mengatasi langsung ke sumber masalah utamanya, yaitu kenaikan harga barang.

Kemudian, pemerintah daerah (pemda) juga memiliki kewenangan menggunakan dana transfer daerah sebesar 2 persen untuk menutup ongkos barang sehingga bisa menekan kenaikan harga.

"Enggak ada, cari negara yang kerja kayak kita detail gitu, pengendaliannya pasti makro oleh bank sentral. Ini kenapa perkiraan inflasi setelah kenaikan BBM kemarin 6,8 persen jatuhnya di 5,9 persen karena Pemda sudah bergerak kesana," imbuh Jokowi.

[Gambas:Video CNN]



(fby/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER