Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) mengkritik para menteri yang memberikan peringatan resesi kepada rakyat.
Ketua KSPI Said Iqbal menyampaikan itu pada demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (12/10) yang di hadapan ribuan massa aliansi buruh yang hadir.
"Kami minta para menteri jangan jadi provokator. Datang ke Indonesia setelah pulang dari luar negeri mengancam dengan kalimat-kalimat bahwa 'Bersiap-siap menghadapi resesi'. Itu tugasmu sebagai pemerintah. Kenapa kau berbicara kepada rakya?," ujar Said saat konferensi pers, Rabu (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Said, menteri bertugas untuk meyakinkan rakyat tetap terjamin makan, harga bahan bakar minyak (BBM) tetap murah, tetap ada perumahan, jaminan kesehatan, serta jaminan sosial.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Partai Buruh ini menyebut para menteri seharusnya tidak memprovokasi rakyat bersiap-siap untuk menghadapi resesi. Ia menilai rakyat tak butuh peringatan tersebut.
"Kamu harus siap-siap, kamu siap miskin atau tidak? Kami rakyat sudah terlalu miskin, sudah tidak perlu ucapan-ucapan provokasi itu," kata dia.
Lebih lanjut, Said menyebut pihaknya lebih setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo soal Indonesia akan bertahan di tengah krisis global.
Lihat Juga : |
Said tidak secara gamblang menyebut menteri yang dimaksud. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah memprediksi ekonomi dunia jatuh ke jurang resesi pada tahun depan.
Orang yang akrab disapa Ani itu memperkirakan itu berdasarkan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral di sejumlah negara seperti AS dan Inggris demi meredam lonjakan inflasi.
Ani memastikan kebijakan tersebut bakal menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Sehingga, ancaman resesi kian sulit dihindari.
"Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi pada 2023," kata Ani dalam konferensi pers, Senin (26/9) lalu.
Menurut catatannya, suku bunga acuan bank sentral Inggris sudah naik 200 basis poin selama 2022. Sementara Amerika Serikat (AS) yang sudah naik 300 bps sejak awal tahun.
"(Bunga acuan) AS sudah 3,25 persen, sudah naik 300 bps, ini terutama karena rapat September ini mereka menaikkan lagi dengan 75 bps. Ini merespons inflasi AS 8,3 persen," jelas dia.