OPEC Pangkas Prediksi Permintaan, Harga Minyak Merosot US$87 per Barel

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 07:15 WIB
Harga minyak dunia merosot dalam tiga hari berturut-turut, setelah OPEC menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2022 dan 2023. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia merosot dalam tiga hari berturut-turut, setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2022 dan 2023.

Selain itu, penurunan juga terjadi karena dolar yang menguat dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank-bank sentral utama.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November terpangkas US$2,08 atau 2,3 persen, menjadi menetap di US$87,27 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan US$1,84 atau 2,0 persen, menjadi US$92,45 per barel di London ICE Futures Exchange.

Mengutip Antara, Kamis (13/10), pemangkasan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global, karena prospek ekonomi dunia yang semakin tidak pasti, kebangkitan langkah-langkah penahanan covid-19 di China dan inflasi yang tinggi.

OPEC memperkirakan permintaan minyak tumbuh sebesar 2,64 juta barel per hari tahun ini, turun 460 ribu barel per hari dari proyeksi September. Pertumbuhan 2023 juga direvisi turun.

"Ekonomi dunia telah memasuki masa ketidakpastian yang meningkat dan tantangan yang meningkat," kata OPEC dalam laporan bulanannya.

Sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 dan memperingatkan peningkatan risiko resesi global.

Pasar minyak juga berada di bawah tekanan dari dolar yang menguat terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen.

Komitmen Federal Reserve (Fed) untuk terus menaikkan suku bunga untuk membendung inflasi yang tinggi telah mendorong imbal hasil lebih tinggi, membuat mata uang AS lebih menarik bagi investor asing.

Pedagang menunggu data stok bahan bakar AS karena Badan Informasi Energi AS akan merilis laporan status minyak mingguan pada Kamis waktu setempat.

Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS akan menunjukkan kenaikan 2,2 juta barel selama pekan yang berakhir 7 Oktober.



(dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK