REKOMENDASI SAHAM

Daftar Saham Cuan Pekan Ini, Pertambangan-Kesehatan Diramal Berkilau

CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2022 06:38 WIB
Analis memperkirakan sejumlah saham bersinar pada pekan ini. Saham tersebut antara lain di sektor pertambangan, consumer goods dan kesehatan.
Analis memperkirakan sejumlah saham bersinar pada pekan ini. Saham tersebut antara lain di sektor pertambangan, consumer goods dan kesehatan. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 66,09 poin atau 0,96 persen ke level 6.814 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp426,29 miliar.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat melemah lima kali. Secara total, performa indeks saham melemah 3,02 persen.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan kapitalisasi bursa menurun 2,43 persen dari Rp9.234 triliun menjadi Rp9.009 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi bursa sebesar 2,72 persen dari Rp23,41 miliar menjadi 24,05 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian menurun 4,82 persen dari 1.224.595 pada pekan lalu menjadi 1.165.599 kali.

"Rata-rata nilai transaksi harian bursa menurun 7,09 persen menjadi Rp12 triliun dari Rp12,92 triliun," ujarnya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (14/10).

Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda mengatakan penurunan IHSG sudah menyentuh breakout support di angka 6.927 pada pekan lalu.

Itu membuat sentimen negatif bakal mewarnai perdagangan IHSG pekan ini. Hary memprediksi selama sepekan ke depan IHSG bergerak dalam rentang support 6.756 dan resistance 6.927.

Ia juga menyinggung soal rilis data inflasi AS sebesar 8,2 persen YoY yang berarti belum sesuai penurunan yang diharapkan The Fed. Oleh karena itu, investor dianggap sudah mempersiapkan diri dengan kenaikan suku bunga sebesar 75 bps menjadi 375-400 pada FOMC 2 November dan 75 bps lagi pada FOMC 14 Desember.

"Investor tetap tenang, perhatikan secara long term multi-year, IHSG masih bullish (uptrend). Fokus pada emiten-emiten yang memiliki kinerja operasional solid dan didukung oleh manajemen yang professional," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (16/10).

Karena itu, Hary merekomendasikan sektor yang tidak terlalu terpengaruh inflasi, seperti consumer goods. Ada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang ditutup menguat 2,17 persen ke posisi 940 pekan lalu. Ia memprediksi HMSP bisa tembus 990.

[Gambas:Video CNN]

Kemudian, PT Mayora Indah Tbk alias MYOR yang tumbuh 5,88 persen ke level 2.160 pekan lalu. Hary memproyeksi MYOR bisa menembus 2.340.

Ada juga PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) yang menguat 5,63 persen ke posisi 1.500 pekan lalu. Ia memprediksi KEJU bisa tembus hingga 1.575.

Selain consumer goods, ia juga merekomendasikan saham dari sektor pertambangan. Di sektor ini, Hary merekomendasikan PT Vale Indonesia Tbk atau INCO yang tumbuh 2,68 persen ke posisi 6.700 pekan lalu.

Ia memprediksi INCO bisa menembus 7.275. Sektor Machinery yang menunjang pertambangan, seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) juga ia rekomendasikan usai menguat 4,81 persen ke posisi 33.750 pada pekan lalu. Hary memprediksi UNTR bisa mencapai 35.425.

Hary juga merekomendasikan sektor tourism and recreation, yakni PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk alias RISE yang tumbuh 3,37 persen ke posisi 920 pada pekan lalu.

Sementara, Analis Pasar Modal Oktavianus Audi memprediksi IHSG sepekan ke depan akan bergerak volatile dengan kecenderungan masih dalam tren melemah.

Meski begitu, IHSG sudah kembali masuk di zona oversold yang dapat membuka peluang technical rebound. Oktavianus memprediksi IHSG bergerak di rentang support 6.650 dan resistance 6.950.

Senada dengan Hary, Oktavianus juga menyinggung rilis data inflasi AS yang melebihi ekspektasi 6,6 persen. Ini menjadi sentimen negatif karena The Fed masih punya ruang untuk terus agresif menaikkan suku bunga.

Di lain sisi, rilis data neraca perdagangan yang diprediksi masih akan terjadi surplus meski turun menjadi US$ 4,84 miliar.

Ini merupakan sentimen positif karena dalam 18 bulan terakhir Indonesia masih mencatatkan surplus di tengah demand global terkait komoditas masih tinggi, khususnya dari Eropa.

Namun, menurut perkiraan BI akan menaikkan suku bunga 25 bps ke level 4,5 persen setelah pada pertemuan sebelumnya naik 50 bps. Pengetatan kebijakan moneter ini memperberat laju pertumbuhan ekonomi dan IHSG karena akan menekan daya beli masyarakat dan ekspansi menjadi terbatas.

"Investor dapat mencermati kemungkinan terjadi technical rebound dengan alokasi investasi yang kecil. Mempertimbangkan situasi global yang masih dalam keadaan terpuruk, saat ini saya masih mempertimbangkan untuk tenor investasi lebih ke jangka panjang atau di atas 1 tahun," saran Oktavianus.

Menurut Oktavianus, investor harus menghindari saham sektor teknologi, properti, dan basic industry. Beberapa sektor yang bisa dicermati adalah consumer staples, kesehatan, dan energi.

Secara teknikal, ia merekomendasikan saham PT HM Sampoerna Tbk alias HMSP yang ditutup menguat 2,17 persen ke posisi 940 pada pekan lalu. Oktavianus menilai HMSP bisa tembus hingga 990.

Selain itu, ada juga saham PT Delta Dunia Makmur Tbk atau DOID yang bergerak di sektor pertambangan. DOID menguat 1,99 persen ke posisi 410 pekan lalu. Oktavianus memprediksi saham ini bisa mencapai 450.

(skt/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER