Daftar Saham Berkilau Pekan Ini, Consumer Goods Diramal Cuan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 37,11 poin atau 0,53 persen ke level 7.017 pada perdagangan pekan lalu.
Investor asing mencatat beli bersih (net buy) Rp2,63 triliun dan jual bersih (net sell) Rp603,42 miliar selama sepekan.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat menguat lima kali. Secara total, performa indeks saham menguat 2,98 persen.
Lihat Juga : |
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agung Alit mengatakan kapitalisasi bursa meningkat 3,39 persen dari Rp9.009 triliun menjadi Rp9.315 triliun.
Peningkatan terjadi pada nilai transaksi harian bursa sebesar 14,75 persen dari Rp12 triliun menjadi Rp13,77 triliun pada pekan sebelumnya.
Sedangkan volume transaksi bursa mengalami penurunan 4,70 persen dari 24,05 miliar saham pada pekan lalu menjadi 22,92 miliar saham.
"Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turut meningkat sebesar 3,63 persen menjadi 1.207.882 kali dari 1.165.599 kali transaksi pada minggu yang lalu," katanya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (21/10).
Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda mengatakan terjadinya rebound sepekan lalu berpotensi membuat IHSG melanjutkan rally.
Hary memprediksi selama sepekan ke depan IHSG bisa bergerak dalam rentang support 6.927 dan resistance 7.132. Jika bisa di-breakout, IHSG bakal punya peluang mencapai new high.
Ia menambahkan meski BI menaikkan kembali suku bunga acuan 50 bps hingga 4,75 persen, ini masih relatif rendah dibandingkan dengan suku bunga The Fed, yang pada FOMC 2 November nanti diprediksi kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly pada Jumat (21/10) lalu memang menyatakan The Fed tidak perlu terus seagresif sebelumnya dalam menaikkan suku bunga acuan guna meredam inflasi.
"Hal ini direspons pasar sebagai sinyal bahwa The Fed akan mulai memperlambat kenaikan suku bunganya atau bahkan berhenti sembari melihat data ekonomi yang akan terjadi," kata Hary kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/10).
Karena sentimen-sentimen itu, Hary merekomendasikan saham sektor consumer goods dan non-cyclical yang produknya tetap digunakan masyarakat luas tanpa peduli kondisi inflasi, resesi, atau bahkan stagflasi.
Secara teknikal, ia merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang ditutup melemah 1,85 persen pada pekan lalu ke posisi 5.300. Hary memprediksi UNVR bakal tembus 5.600, dengan stop loss 5.175.
Ada juga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat 1,03 persen ke posisi 980 pekan lalu. Ia memperkirakan HMSP bisa tembus 1.035 dengan stop loss 935.
Lalu, ada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang ditutup melemah 0,79 persen ke posisi 9.425 pekan lalu. Dengan stop loss 8.900, ICBP diprediksi bisa tembus 9.850.
Sementara, Analis Pasar Modal Oktavianus Audi memprediksi IHSG sepekan ke depan akan bergerak terbatas dengan kecenderungan menguat. Rentang pergerakan di level support 6.900 dan resistance 7.170.
Kenaikan suku bunga acuan BI juga sudah ia prediksi. Kemungkinan kebijakan itu bakal jadi pemberat IHSG dalam jangka menengah karena dapat menahan laju ekspansi perusahaan dan daya beli masyarakat.
Sentimen positif dari dalam dan luar negeri mengiringi pergerakan indeks saham pekan ini. Rilis data investasi asing langsung Indonesia pada kuartal III diprediksi masih tumbuh 40 persen. Ini membuat pandangan asing terhadap perekonomian RI masih baik.
Lalu, rilis data PDB China diprediksi tumbuh 3,4 persen pada kuartal III. Jika sesuai ekspektasi, ini menjadi angin segar untuk Indonesia karena neraca dagang kedua negara tersebut merupakan yang terbesar.
"Sektor yang dapat diperhatikan pada pekan ini adalah Perbankan karena merupakan sektor yang sensitif dengan kenaikan suku bunga dan Infrastruktur serta Telekomunikasi," katanya.
Secara teknikal, Oktavianus merekomendasikan saham PT Smartfren Telecom Tbk alias FREN yang menguat 6,58 persen pekan lalu ke posisi 81. Ia memprediksi FREN bergerak di rentang support 75 dan resistance 89.
Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang pekan lalu menguat 0,23 persen ke angka 4.360 juga direkomendasikan. TLKM diproyeksi menembus 4.500.
Terakhir ada rekomendasi dari sektor perbankan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tumbuh 0,91 persen ke posisi 4.430 pekan lalu. Oktavianus memperkirakan BBRI bergerak di rentang support 4.340 dan resistance 4.600.rek