The Indonesia 2023 Summit: Tangkap Peluang di Tengah Ancaman Resesi

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 26 Okt 2022 00:00 WIB
Ancaman resesi ekonomi global berpotensi akan melanda seluruh dunia pada 2023.
Industri Otomotif kembali bergairah setelah melewati pandemi Covid-19. (Foto: Antara Foto/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ancaman resesi ekonomi global berpotensi akan melanda seluruh dunia pada 2023. Kondisi tersebut pun tampak sulit dihindari melihat respons bank sentral meningkatkan upaya untuk menahan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang lebih besar.

Kondisi tersebut akan semakin memburuk akibat dampak berlarut-larut dari perang Ukraina dan Rusia. Belum lagi kebijakan proteksionisme akibat pandemi yang mendorong negara-negara untuk menjadi mandiri dengan meningkatkan hambatan perdagangan, modal, dan ide dari tempat lain.

Akibatnya, negara-negara yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi akan semakin sulit memulihkan ekonominya. Kondisi ini diperparah dengan belum semua negara berhasil mencapai target vaksinasi.

Di tengah tantangan tersebut, terjadi rebound signifikan dari industri otomotif. Padahal, selama pandemi Covid-19 industri otomotif diperkirakan mencapai titik terburuk setelah krisis tahun 1998.

Pada bulan April 2022, Dyandra Promosindo mengklaim pencapaian angka penjualan serta transaksi di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 meningkat 108,35 persen dari penjualan pada 2021.

Selama 11 hari, pameran tersebut berhasil menorehkan transaksi sebanyak Rp3.435.634.425.990 dengan total penjualan 9.634 unit kendaraan. Pencapaian IIMS 2022 tentunya memberikan sinyal positif terhadap kebangkitan industri otomotif Indonesia.

Lonjakan penjualan mobil disebabkan oleh permintaan yang lebih kuat karena aktivitas ekonomi menjadi normal, bahkan ketika diskon pajak mobil secara bertahap ditarik, mencerminkan pertumbuhan yang sehat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pun menilai industri otomotif Indonesia merupakan pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Oleh pemerintah, sektor ini diproyeksikan memiliki prospek menjanjikan di masa mendatang bagi perekonomian nasional.

Tumbuhnya perekonomian tersebut didorong adanya penyerapan tenaga kerja yang tinggi, penggunaan komponen dalam negeri, peningkatan daya tarik investor, serta pengurangan impor pada sektor otomotif dalam negeri.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini mencapai 5,44 persen dengan sektor yang berkontribusi terhadapnya adalah otomotif. Untuk itu, Pemerintah telah memberi kontribusi yang besar bagi penjualan otomotif salah satunya melalui dukungan konkret PPnBM tahun 2021 yang mencapai Rp4,63 triliun," ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (26/10).

Prospek menjanjikan industri otomotif tersebut kian diperkuat dengan berbagai capaian seperti wholesales pabrik ke dealer mobil baru pada Juni 2022 tercatat sebanyak 79,1 ribu unit atau tumbuh 8,87 persen (yoy). Selain itu, sektor industri alat angkutan sendiri juga mengalami pertumbuhan signifikan pada Q2-2022 hingga mencapai sebesar 7,35 persen (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 1,36 persen.

Airlangga menegaskan, guna mendorong konsumsi serta peningkatan utilitas industri otomotif pada tahun 2022, pemerintah melanjutkan relaksasi atas Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) bagi kendaraan bermotor, melalui pemberian insentif pengurangan PPnBM 100 persen bagi pembelian KBM-R4 dengan segmen harga jual (on the road price)

Melirik peluang yang besar pada Electric Vehicle (EV) serta guna mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB)/BEV Untuk Transportasi Jalan.

Kemudian, Airlangga menambahkan, pemerintah juga melakukan percepatan pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik/KBLBB. Bahkan, pihaknya telah menetapkan kebijakan yang mengatur mengenai pengenaan tarif PPnBM berdasarkan tingkat emisi karbon kendaraan bermotor.

Dengan berbagai kebijakan yang telah diberikan tersebut, Airlangga berharap agar utilitas EV dapat meningkat di kalangan masyarakat sehingga mampu memperkuat industri otomotif dalam negeri.

"Dengan fasilitas pemerintah, pemerintah berharap EV dapat dijual di dalam negeri dengan harga yang kompetitif dan tentu bisa mendorong produksi EV di Indonesia," ucap dia.

Menangkap momentum tersebut, MUFG, Danamon dan Adira Finance mengadakan 'The Indonesia 2023 Summit: Rebuild the Economy' pada 27 Oktober 2022 pukul 08.00 WIB. Acara ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peserta terkait kondisi di 2023 dan peluang yang dapat dimaksimalkan oleh industri otomotif.

Sebagai pembicara, akan hadir dalam acara ini para pembuat kebijakan, pakar kelas dunia, dan ahli industri. Bagi Anda yang tertarik untuk mendapatkan insight terkait industri otomotif pada 2023 dapat bergabung secara daring melalui YouTube Channel Bank Danamon dan Vidio.com.

[Gambas:Youtube]

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER