Bursa Saham Wall Street Mulai 'Demam' Resesi

CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2022 17:05 WIB
Tanda awal resesi terlihat di Wall Street saat imbal hasil treasury pasar obligasi jangka pendek lebih tinggi dari obligasi jangka panjang. (AP/Colin Ziemer).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ancaman resesi AS benar-benar di depan mata. Kali ini, menunjukkan geliat pada bursa saham Wall Street.

Imbal hasil treasury pasar obligasi 3 bulan dan 10 tahun sempat terbalik pada Selasa (25/10) malam dan terjadi lagi pada Rabu (26/10).

Imbal hasil untuk obligasi jangka pendek lebih tinggi daripada obligasi jangka panjang. Keduanya saat ini melayang sekitar 4 persen.

Ini merupakan pertanda buruk dan dan sering mendahului resesi karena tengah menunjukkan betapa gugupnya investor.

Melansir CNN Business, Kamis (27/10), umumnya, obligasi jangka pendek memiliki hasil yang jauh lebih kecil karena investor berharap mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi untuk meminjam uang untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sementara itu, kurva imbal hasil utama lainnya, treasury 2 tahun dan 10 tahun, telah secara konsisten terbalik sejak awal Juli.

Namun, saham telah meningkat tajam atau rally pada bulan ini, meskipun kekhawatiran akan inflasi global terus berlanjut, dan dolar AS yang kuat merugikan perusahaan multinasional dan gejolak politik dan ekonomi di Inggris.

Banyak optimisme bahwa investor berharap The Federal Reserve, bank sentral AS, akan segera memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Sebelumnya, peringatan resesi telah disampaikan oleh sejumlah lembaga internasional. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen tahun ini atau turun nyaris separuh dari capaian tahun lalu sebesar 6,1 persen. Sementara, pada 2023, laju ekonomi diperkirakan hanya 2,9 persen.



(fby/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK