Investor Dinilai Bakal Pilih-pilih Parkir Duit di Startup
Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai investor akan lebih selektif alias pilih-pilih dalam menyalurkan dana ke perusahaan rintisan (startup).
Hal ini dikarenakan peningkatan risiko pelemahan ekonomi global pada 2023 mendatang.
"Minat investasi pada startup masih ada karena likuiditas investor masih cukup banyak, baik investor domestik maupun asing. Tapi kita akan menjadi lebih selektif," katanya dalam media briefing RUU PSK, dilansir Antara, Kamis (27/10).
Menurut Eddi, sejumlah investor merasakan kenaikan cost of capital untuk berinvestasi pada start up. Sebab, instrumen investasi lainnya lebih menguntungkan.
Investor lain, sambung dia, juga masih menunggu dan melihat (wait and see) risiko resesi ekonomi global yang berpotensi membuat valuasi startup menurun.
Selain itu, investor disebut lebih selektif memilih startup sektor keuangan, agrikultur, jasa pengantar makanan, dan kesehatan.
Pasalnya, sektor-sektor tersebut di atas dianggap mampu bertahan selama pandemi covid-19 dan diperkirakan mampu bertahan di tengah resesi ekonomi global.
"Ada beberapa sektor yang akan kurang diminati, seperti e-commerce, terutama mereka yang menjual barang-barang yang kurang esensial di tengah resesi," jelas Eddi.
Ia juga memprediksi investasi pada startup di Indonesia akan tetap berlanjut, terutama yang dilakukan early stage capital investor, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi meningkat 5 persen atau lebih baik dibanding negara-negara lain.
"Sementara, investor di expansion dan late stage capital mungkin akan lebih selektif berinvestasi karena mereka memerlukan setidaknya US$5 juta sampai US$10 juta untuk berinvestasi," tandas Eddi.