Selain Indomaret dan Alfamart, kenaikan harga rokok juga terjadi di toko-toko kelontong dan pedagang kaki lima di Jakarta dan Depok.
Titin selaku pemilik warung di Depok mengaku rata-rata harga rokok sudah naik Rp1.000 sejak Senin (7/11).
"Paling Gudang Garam, dari Sampoerna naik semua, dari Djarum juga naik. Itu saja sih, gak ada yang lain," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampoerna Mild Rp28 ribu per bungkus, naik semua rata-rata Rp1.000. Sebelumnya Rp27 ribu," sambung Titin.
Ia mengaku belum ada kenaikan dari merek rokok lain.
Andi selaku pemilik toko di kawasan Depok, Jawa Barat lain bahkan sudah menaikkan harga dagangannya sejak minggu lalu. Namun, hanya tiga merek rokok yang mengalami kenaikan.
Harga Sampoerna Mild di warungnya sekarang Rp28 ribu dari Rp27.500 per bungkus, lalu Gudang Garam Filter Rp22.500 dari Rp20 ribu, dan Sampoerna Kretek naik dari Rp14 ribu menjadi Rp15 ribu.
"Cuma itu saja. Naiknya dari minggu kemarin," ujar Andi saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, pemerintah resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok dengan rata-rata 10 persen pada 2023 dan 2024. Setiap kelompok rokok memiliki persentase kenaikan cukai rokok yang berbeda.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kenaikan tarif CHT pada golongan sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), dan sigaret kretek tangan (SKT) akan berbeda sesuai dengan golongannya.
"Rata-rata 10 persen, nanti akan ditunjukkan dengan SKM I dan II yang nanti rata-rata meningkat antara 11,5 persen hingga 11,75 persen, SPM I dan SPM II naik di 12 persen hingga 11 persen, sedangkan SKT I, II, dan III naik 5 persen," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Kamis (3/11).