Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 35,72 poin atau minus 0,50 persen ke level 7.056 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih (net buy) Rp2,81 triliun selama sepekan.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat menguat dua kali dan melemah tiga kali. Secara total, performa indeks saham menguat 0,55 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyebut kapitalisasi pasar bursa meningkat 0,57 persen, yakni dari Rp9.315 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp9.368 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa sebesar 0,99 persen dari 1.207.882 transaksi menjadi 1.219.787 transaksi.
Lihat Juga : |
Sedangkan, rata-rata volume transaksi bursa menurun 3,79 persen menjadi 22,05 miliar saham dari 22,92 miliar saham pada pekan lalu.
"Rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami perubahan 5,55 persen menjadi Rp13,01 triliun dari Rp13,77 triliun," katanya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (28/10).
Analis Pasar Modal Oktavianus Audi memprediksi IHSG sepekan ke depan akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah. Rentang pergerakan di level support 6.970 dan resistance 7.180.
Beberapa sentimen bakal menyertai. Rilis data inflasi Indonesia pada Oktober 2022 diperkirakan naik ke angka 6 persen (yoy). Jika sesuai perkiraan atau lebih tinggi, maka ini akan mencetak rekor inflasi tertinggi kembali sejak Oktober 2015.
Menurut Oktavianus, inflasi jadi sentimen negatif untuk market. Dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah dinaikkan, tetapi inflasi masih terus naik dapat semakin memperburuk daya beli masyarakat.
Masih dari dalam negeri, rilis S&P PMI manufaktur Indonesia Oktober 2022 diperkirakan turun ke level 53. Kendati, industri manufaktur Indonesia masih dalam zona ekspansif dan dapat menjadi sentimen positif untuk market.
Lalu, rilis suku bunga The Fed yang diperkirakan naik sebesar 75 bps ke level 4 persen bakal memberikan sentimen negatif untuk pasar modal termasuk IHSG. Potensi buruk yang dapat terjadi di pasar adalah capital outflow, meski PDB AS saat ini sudah kembali ke zona positif.
"Investor perlu mencermati untuk pekan ini lebih selektif dalam pemilihan saham dan alokasi dana yang lebih moderat untuk menjaga dampak dari beberapa rilis data ekonomi penting, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/10).
Lihat Juga : |
Oktavianus menyarankan untuk melirik saham sektor konsumer dan telekomunikasi karena mendapatkan sentimen dari kenaikan suku bunga dan konsumer staples yang termasuk dalam defensif sektor.
Secara teknikal, ia merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang pekan lalu menguat 1,83 persen ke angka 4.450. TLKM diproyeksi menembus 4.630.
Rekomendasi lain adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang tumbuh 1,19 persen ke posisi 6.375 pekan lalu. Oktavianus memperkirakan INDF bergerak di rentang support 6.250 dan resistance 6.650.
Setali tiga uang, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG sepekan ini masih bakal bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Ia mematok rentang support 6.974 dan resistance 7.135.
Herditya juga menyinggung soal rilis data inflasi Indonesia pada Oktober 2022 yang diperkirakan naik menyentuh angka 6 persen.
Selain itu, investor diklaim masih bakal mencermati perekonomian Amerika Serikat (AS) yang imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahunnya kembali ke angka 4 persen.
"Para investor dapat selektif dalam pemilihan saham dan trading dalam jangka pendek terlebih dahulu. Untuk sektor, kami mencermati IDX Energy dan IDX Transportasi," katanya.
Secara teknikal, Herditya merekomendasikan saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Meski minus 2,53 persen ke level 386 pekan lalu, DOID diproyeksi bisa tembus 440 pekan ini.
Saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang melemah 4,43 persen ke level 970 pekan lalu turut menjadi pilihan. Ia memprediksi RAJA bakal bergerak di rentang support 1.055 dan resistance 1.150.
Terakhir, ada saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) yang bisa dilirik. BIRD menguat 8,36 persen ke level 1.490 pekan lalu dan kini diproyeksi bakal melesat hingga 1.600.