ANALISIS

Wajar Ramai TKA China di Industri Nikel, Wong Investasi dari Mereka

CNN Indonesia
Selasa, 01 Nov 2022 07:05 WIB
Pengamat membantah jumlah TKA China lebih banyak dari TKI di industri nikel. Pun, wajar TKA China ramai karena investasinya berasal dari mereka.
Pengamat membantah jumlah TKA China lebih banyak dari TKI di industri nikel. Pun, wajar TKA China ramai karena investasinya berasal dari mereka. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Jojon).

Rizal meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan untuk memonitor secara ketat posisi tenaga kerja di industri smelter. Ia juga menyarankan pemerintah untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang dipergunakan dalam proyek tersebut memiliki legalitas yang sah dan tidak menggunakan visa wisata.

"Jangan sampai mereka menggunakan visa wisata tetapi bebas bekerja di proyek-proyek tersebut atau malah merambah ke bidang lainnya, sehingga masa tinggalnya lewat dan pemerintah tidak memiliki kontrol lagi," imbuhnya.

Dia juga meminta pemerintah untuk memastikan alih kelola segera dilakukan begitu proyek selesai dibangun. Sebab, tanpa pengawasan pemerintah, tentu saja hal tersebut tidak akan terwujud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah dapat membuat aturan atau kebijakan bahwa sekian persen yang diizinkan untuk TKA dan dari tahun ke tahun harus semakin berkurang," jelasnya.

Selain itu, Rizal juga berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan tentang tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang harus dipenuhi oleh industri yang sedia untuk berinvestasi. Tidak lupa, porsi TKDN yang dipenuhi harus diatur agar makin ditingkatkan dari waktu ke waktu.

"Dengan demikian, penyerapan tenaga kerja dalam negeri akan meningkat. Begitu juga dengan peningkatan devisa yang akan didapatkan dari industri ini semakin meningkat," ungkapnya.

Sementara, terkait dengan rencana Jusuf Kalla masuk industri smelter nikel melalui Bosowa Corporation, keduanya menilai kemungkinan tersebut sangat bisa terjadi. Soalnya, Bosowa adalah perusahaan besar yang memiliki berbagai bidang bisnis, maka tak sulit menambah bidang lainnya.

Namun, janji JK bahwa akan menggunakan tenaga kerja Indonesia secara penuh sangat diragukan. Sebab, Rizal menilai bahwa kerja sama dengan pihak swasta tetap perlu dilakukan, selain untuk menambah pembiayaan juga untuk membantu sisi engineering.

Jika investor yang bekerja sama dengan Bosowa adalah China, maka kondisi serupa dinilai akan tetap terjadi di industri nikel Tanah Air.

"Kalau investor dari China sudah bisa dipastikan negosiasi mereka seperti itu. Tinggal Bosowa mau terima atau tidak terms and conditions (syarat dan kondisi) yang mereka ajukan," tutupnya.



(ldy/bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER