Dugaan Sri Mulyani soal Ancaman Badai PHK di Industri Padat Karya
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan salah satu kemungkinan penyebab banyak terjadi PHK di industri padat karya adalah relokasi pabrik.
Menurutnya, relokasi pabrik bisa menjadi alasan karena memang perusahaan berusaha pindah ke wilayah yang upah minimum provinsi/kota (UMP/UMK) nya lebih kecil.
"Akan kita perhatikan lebih detail fenomena relokasi dari posisi manufaktur di Indonesia, terutama dari daerah yang relatif upahnya tinggi ke daerah yang relatif upahnya rendah," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11).
Lihat Juga : |
"Ini mungkin terlihat PHK di satu daerah tetapi muncul kesempatan (kerja) di daerah lain," imbuhnya.
Bendahara negara ini menuturkan akan melakukan monitor meningkatnya tren PHK di industri dalam negeri bersama dengan kementerian/lembaga (K/L) lainnya, terutama di tekstil. Diharapkan, koordinasi yang dilakukan bisa mencegah terjadinya PHK besar-besaran.
"Fenomenal (PHK) ini kita akan monitor secara spesifik dengan kementerian/lembaga (K/L) lain, karena kalau kita lihat produk tekstil ini, data ekspor ini menunjukkan pertumbuhan yang tinggi," imbuhnya.
Di sisi lain, Ia menuturkan siap memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat untuk PHK di berbagai sektor. Bansos yang disiapkan akan menyesuaikan kondisi yang tengah dihadapi.
Seperti pada saat kenaikan harga minyak goreng dulu, diberikan BLT minyak goreng. Lalu pada saat ada covid-19 dan banyak pekerja yang dirumahkan, pemerintah memberikan bantuan subsidi upah (BSU) kepada buruh yang bergaji di bawah Rp5 juta per bulan.
"Jadi kita akan lihat berapa banyak space yang bisa diakselerasi dalam pemberian bansos (dari APBN)," pungkasnya.