Zulhas Sebut Bulog Impor 350 Ribu Ton Kedelai Imbas Harga Selangit

CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2022 13:32 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Perum Bulog akan mengimpor 350 ribu ton kedelai untuk mengatasi lonjakan harga komoditas tersebut.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Perum Bulog akan mengimpor 350 ribu ton kedelai untuk mengatasi lonjakan harga komoditas tersebut. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Perum Bulog akan mengimpor 350 ribu ton kedelai untuk mengatasi lonjakan harga komoditas tersebut. Sebab, gara-gara kenaikan harga kedelai, harga tempe dan tahu juga ikut terkerek.

"Kedelai memang naik. Ini pasti belinya pada Juli-Agustus, karena mahal. Untuk itu, Presiden Joko Widodo langsung perintahkan pada rapat kemarin untuk Bulog impor kedelai," kata Zulkifli seusai meninjau harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Bukateja, Purbalingga, dikutip dari Antara, Jumat (4/11).

Zulkifli mengatakan kenaikan harga kedelai dipengaruhi oleh harga internasional yang naik dan pelemahan rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga kedelai impor berulang kali mencetak level tertinggi sejak awal tahun. Tercatat, pada 31 Januari 2022 harga kedelai mencapai Rp12.600 per kilogram (kg). Kemudian pada Juni 2022, harganya menjadi Rp14.100 per kg.

Selanjutnya pada 1 Juli 2022 harganya menjadi Rp14.200 per kg. Harga kedelai impor terus naik menjadi Rp14.300 per kg pada 29 September 2022.

Zulkifli menjelaskan, Bulog akan mengimpor kedelai dengan harga sekitar Rp11 ribu per kg dan akan dijual di dalam negeri sebesar Rp10.000 per kg, sehingga pemerintah mensubsidi sisa harganya.

Ia menambahkan, kedelai tersebut akan diimpor dari beberapa negara, di antaranya Amerika Serikat dan Kanada.

"Perjalanan hingga sampai ke Indonesia kira-kita 40-50 hari. Jadi, Desember 2022 kita sudah punya kedelai murah, yakni Rp10.000 per kg," ujar Zulkifli.

[Gambas:Video CNN]



(dzu/bir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER