BPS Sebut Jumlah Buruh Industri Tekstil Turun di Tengah Ancaman PHK

CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2022 14:28 WIB
BPS Margo Yuwono mengatakan jumlah tenaga kerja di industri tekstil menurun pada periode Agustus 2021-Agustus 2022 dari 1,13 juta jadi 1,08 juta.
BPS Margo Yuwono mengatakan jumlah tenaga kerja di industri tekstil menurun pada periode Agustus 2021-Agustus 2022 dari 1,13 juta jadi 1,08 juta. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan jumlah tenaga kerja di industri tekstil menurun pada periode Agustus 2021-Agustus 2022.

Berdasarkan pemantauan BPS pada 13 subsektor industri tekstil, pada Agustus 2021 masih ada sebanyak 1,13 juta orang yang bekerja. Namun pada Agustus 2022, jumlah itu berkurang menjadi hanya 1,08 juta orang saja.

"Berdasarkan sakernas Agustus 2021 sampai Agustus 2022, pada subsektor, yaitu industri tekstil ada penurunan tenaga kerja," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (7/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini sejalan dengan kabar maraknya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri pada karya, salah satunya tekstil di Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit juga menyebut perusahaan garmen (tekstil) dan sepatu (alas kaki) terpaksa menempuh PHK karena orderan atau pesanan berkurang.

Bahkan, ada pembeli yang membatalkan pesanan, meski produksi sudah dilakukan. "Sudah produksi disuruh hold. Sehingga, PHK mulai terjadi sejak saat ini dan diperkirakan hingga 2023 mendatang," ujarnya, Rabu (26/10).

Hal ini berbeda dengan kondisi perekonomian Tanah Air yang tumbuh kuat hingga 5,72 persen pada kuartal III-2022. Di mana salah satunya ditopang oleh ekspor industri pengolahan.

Dalam hal ini, Margo menjelaskan industri tekstil bukan satu-satunya bagian industri pengolahan. Pada kuartal III-2022 ini, ekspor industri pengolahan tinggi ditopang oleh industri padat modal bukan padat karya.

Selain itu, ia menekankan bahwa survei yang dilakukan BPS tercatat hingga per Agustus 2022. Dengan kata lain, jika data PHK lebih banyak dari penurunan jumlah tenaga kerja di sektor industri tekstil bisa terjadi karena data masuk pada September.

"Kalau bicara ekonomi itu, satu kuartal, tiga bulan yang dicatat, sedangkan ketenagakerjaan dicatat on the spot di Agustus. BPS juga mencatat berdasarkan pendekatan sampling dengan metode statistik, jadi dipilih sampel yang mempresentasikan menyeluruh populasi yang ada," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER