Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bergurau soal enaknya menjadi komisaris di BUMN tersebut.
Ahok mengaku dengan posisinya itu, ia tak perlu banyak mengikuti kegiatan seremonial yang karena bisa menyerahkan semuanya ke Direktur Utama Pertamina yang posisinya diisi oleh Nicke Widyawati.
"Gak usah menemani DPR, gak usah menemani menteri, gak ada acara seremoni yang banyak, sama Dirut aja. Nah yang kedua apa? Saya jadi punya banyak waktu. Punya banyak waktu untuk apa? Buat olahraga, punya banyak waktu untuk belajar musik, belajar bahasa, bisa nge-gym. Terus saya pikir ini hal yang baik sekali ya. Saya bisa pelototin saham online sekarang, dulu gak bisa," seperti dikutip dari Detik, Senin (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya di situ untungnya saya bilang. Setelah saya berpikir balik semua, saya punya banyak waktu untuk, saya bilang juga, bercanda ini bercanda. Saya bilang sekarang enak posisi saya, kenapa paling enak? Kalau ditanya wartawan, ditanya media, sama dirut saja saya bilang," tambahnya.
Meski demikian, Ahok bercerita menjadi komisaris Pertamina membuatnya sering disalahkan atas segala kebijakan yang dilaksanakan perusahaan. Salah satunya, saat pemerintah menaikkan harga BBM pada awal September lalu.
Padahal, Ahok mengaku dirinya cuma orang nomor lima dalam menentukan kebijakan itu.
"Saya boleh sampaikan ya, banyak orang pikir naiknya BBM, turunnya BBM, salahnya Ahok. Pokoknya kalau apa-apa Ahok yang salah. Padahal urutan kelima? Pertama, presiden. Kedua, Menko Invest (Menkomarves). Ketiga, menteri BUMN. Keempat, mau eksekusi, Dirut Utama. Saya ini nomor lima," tegasnya.