Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan rumah tangga di seluruh dunia tengah terpukul oleh kenaikan harga. Hal ini disebabkan invasi Rusia ke Ukraina.
Invasi membuat upaya dunia bangkit dari tekanan ekonomi akibat pandemi covid selama dua tahun belakangan ini menjadi terganjal.
"Saat negara-negara berusaha bangkit dari covid-19, rumah tangga di seluruh dunia telah terpukul oleh kenaikan harga dan menghadapi masa depan yang tak pasti," ujar Sunak dalam konferensi pers di Bali, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunak mengatakan jika perang Rusia-Ukraina tak segera berakhir, ekonomi global akan semakin hancur. Dan kalau itu benar terjadi, ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai biang keroknya.
Ia mengatakan tindakan Putin menginvasi Ukraina telah menyebabkan ancaman bagi keamanan dan ekonomi global.
"Ancaman terus-menerus terhadap keamanan kita dan situasi ekonomi global, semua telah didorong oleh tindakan satu orang yang tidak bersedia hadir di KTT ini, Vladimir Putin," katanya.
Sunak mengatakan tak ada satu pun orang di dunia yang tidak merasakan dampak tindakan Putin yang menghancurkan pasar makanan global dengan menghentikan pasokan biji-bijian Ukraina.
Ia menambahkan saat ini saja dua per tiga dari negara G20 telah mengalami inflasi lebih dari 7 persen. IMF katanya juga memperkirakan sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami resesi tahun ini atau tahun depan.
"Guncangan susulan ekonomi dari pengabaian kasual Putin terhadap kehidupan manusia akan menyebar ke seluruh dunia di tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Sebelumnya, Sunak menyebut Putin seharusnya menghadiri KTT G20 di Nusa Dua, Bali, hari ini demi bisa membahas invasinya ke Ukraina.
Namun, Sunak menyayangkan Putin yang akhirnya tidak hadir dalam KTT G20 kali. Padahal sebelumnya, Putin sempat mempertimbangkan untuk hadir.
Dalam kesempatan itu, Sunak turut mengecam invasi Rusia di Ukraina, sesuai dengan rencananya beberapa waktu lalu. Ia juga mengecam Rusia karena menargetkan warga sipil selama melancarkan serangannya di Ukraina.
"Satu orang yang memiliki kekuatan untuk mengubah semua ini," ujar dia merujuk Putin.