Bank Pembangunan Eropa Prediksi Ekonomi Susah Kembali Seperti Dulu

CNN Indonesia
Selasa, 22 Nov 2022 17:42 WIB
Bank Pembangunan Eropa (EBRD) memprediksi perekonomian dunia sulit kembali ke masa dulu sebelum ada pandemi dan perang.
Bank Pembangunan Eropa (EBRD) memprediksi perekonomian dunia sulit kembali ke masa dulu sebelum ada pandemi dan perang. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Pembangunan Eropa (EBRD) memprediksi perekonomian dunia sulit kembali ke masa dulu sebelum ada pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.

Kepala Ekonom EBRD Beata Javorcik mengatakan pandemi covid-19 yang belum usai dan ditambah kemunculan perang Rusia-Ukraina memberikan dampak yang mengerikan, mulai dari krisis energi, pangan, hingga keuangan.

Tak hanya itu, ada juga konflik geopolitik negara lainnya seperti China-Taiwan, perang dagang China-AS, hingga terganggunya rantai pasok global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gabungan situasi seperti itu cukup menantang bagi pemerintah dan perusahaan jika itu berlangsung lebih dari satu dekade atau lebih," kata Javorcik dikutip dari AFP, Selasa (22/11).

"Namun, semua ini bahkan telah terjadi hanya dalam waktu tiga tahun, dengan perkiraan akan lebih banyak turbulensi yang akan datang. Jelas bahwa tidak akan ada jalan kembali ke 'ekonomi seperti biasa' pada periode pra-pandemi," imbuhnya.

Dalam laporan Transisi EBRD 2022-2023, berjudul 'Bisnis Tidak Biasa' yang juga menyoroti perusahaan yang dilanda rekor tingkat utang, dikatakan bahwa 'perusahaan zombie' atau perusahaan yang masih ada tapi tidak beroperasi (pasif), sebenarnya membuat persaingan usaha yang lebih sehat.

Bank Pembangunan Eropa telah berdiri sejak 1991 untuk membantu negara-negara bekas blok Soviet beralih ke ekonomi pasar bebas. Bank yang berkantor pusat di London ini telah memperluas jangkauannya hingga mencakup negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.

EBRD mengatakan invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun ini memang telah mengakibatkan pemindahan paksa terbesar orang di Eropa sejak 1940-an.

Di sisi lain, ia melihat masuknya pengungsi Ukraina ke Eropa berpotensi meningkatkan angkatan kerja Uni Eropa sekitar 0,5 persen pada akhir 2022.

"Ini bisa mengurangi beberapa kekurangan tenaga kerja di ekonomi Eropa yang menua dengan cepat jika ketidaksesuaian antara pekerjaan dan keterampilan yang tersedia diminimalkan," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER