1.270 Pekerja Singapura Tersapu PHK Industri Teknologi dan Startup

CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 15:47 WIB
Menaker Singapura Tan See Leng menyebut 1.270 orang tenaga kerja di industri teknologi dan startup terkena PHK selama Juli-November 2022. (AFP PHOTO/Toh Ting Wei)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan See Leng mengatakan sebanyak 1.270 orang tenaga kerja di industri teknologi dan startup terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Juli-pertengahan November 2022.

Ia mengklaim sebagian besar dari pekerja yang terkena PHK itu merupakan buruh yang memiliki peran non-teknis, seperti penjualan dan pemasaran. Selain itu, mayoritas pekerja yang juga berusia di bawah 35 tahun.

Dilansir dari CNA, Senin (28/11), Tan mengatakan tingginya angka PHK itu bertalian dengan Twitter, Meta, dan Shopee dan beberapa perusahaan teknologi lainnya yang telah melakukan PHK di Singapura.

Tan menyebut sektor informasi dan komunikasi sendiri telah mempekerjakan 136.100 penduduk per Juni 2022. Angka ini terus meningkat selama lima tahun terakhir dengan rata-rata 8.100 pekerja per tahun sejak Juni 2017.

Kendati angka PHK meningkat, kata dia, data jumlah PHK selama lima tahun terakhir relatif rendah, yakni rata-rata 790 pekerja per tahun.

Lebih lanjut Tan menuturkan sebagian besar pekerja yang kena PHK di sektor informasi dan komunikasi sudah mendapatkan pekerjaan baru.

Berdasarkan data yang diterima, tingkat masuk kembali pekerja dalam waktu enam bulan setelah PHK untuk pekerja informasi dan komunikasi jauh lebih tinggi.

"Hal ini menunjukkan bahwa pekerja non-teknis yang di-PHK juga menemukan kesempatan kerja di sektor I&C (informasi dan komunikasi) dan ekonomi yang lebih besar," kata Tan.

Ia menambahkan lowongan kerja di sektor tersebut juga meningkat pada paruh pertama tahun ini. Tercatat lowongan meningkat dari 11.100 pada Desember 2021 menjadi 12.100 pada Juni 2022.

"Selain itu, sektor lain, seperti layanan keuangan, termasuk bank lokal, juga membuka lowongan untuk peran teknologi. Secara keseluruhan, ini mencerminkan bahwa ada daya serap yang kuat di seluruh ekonomi yang lebih besar dan peluang bagi pekerja yang terkena dampak untuk mengisi peran sesuai permintaan," terang Tan.

Meski begitu, Tan tetap mengingatkan pekerja non-teknis yang di-PHK perlu mempertimbangkan program konversi karir dan peningkatan keterampilan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang mereka kembali ke dunia kerja.



(mrh/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK