Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.722 per dolar AS pada Senin (28/11) sore. Mata uang Garuda melemah 49,5 poin atau minus 0,32 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.729 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat dolar Singapura melemah 0,01 persen, yuan China minus 0,49 persen, won Korea Selatan minus 1,23 persen, dan rupee India minus 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sedangkan, ringgit Malaysia menguat 0,1 persen, yen Jepang menguat 0,75 persen, peso Filipina menguat 0,05 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang negara maju tampak melemah. Euro Eropa melemah 0,06 persen, dolar Australia minus 0,95 persen, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, dan dolar Kanada minus 0,46 persen. Sedangkan, Franc Swiss menguat 0,02 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan rupiah tertekan oleh sentimen risk-off dari meningkatnya kasus covid-19 di China.
Hal ini, kata dia, membuat investor cenderung menghindari aset berisiko, termasuk mata uang.
"Membuat investor menghindari aset dan mata uang berisiko," kata Lukman kepada CNNIndonesia.
Dari internal, rupiah masih tertekan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi dengan investor asing yang masih terus melepas kepemilikan SBN.