Biro Statistik Nasional (NBS) China mencatat indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur turun ke posisi 48 pada November 2022 imbas kebijakan zero covid-19 dan melemahnya permintaan global.
Dilansir dari CNA, Rabu (30/11), PMI manufaktur November lebih rendah jika dibandingkan dengan Oktober 2022, yakni 49,2.
Indeks PMI pada November ini juga menjadi yang terendah sejak tujuh bulan terakhir. Sementara itu, para ekonom memperkirakan PMI China akan berada di level 49.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, PMI non-manufaktur, yang mengamati aktivitas sektor jasa, turun dari 48,7 pada Oktober menjadi 46,7 pada November 2022. Angka ini juga menjadi yang terendah dalam 7 bulan terakhir.
Perekonomian Negeri Tirai Bambu sedang berada di bawah tekanan. Hal ini tercermin dari kemerosotan properti dan melemahnya permintaan global untuk barang-barang China sepanjang Oktober 2022.
Otoritas China pada bulan ini meluncurkan serangkaian kebijakan untuk menopang perekonomian yang sulit. Seperti penyesuaian pengetatan covid-19 hingga pelonggaran pembatasan pembiayaan untuk menyelamatkan sektor properti.
Selain itu, regulator sekuritas awal pekan ini mencabut larangan refinancing ekuitas untuk perusahaan yang terdaftar. Hal ini dilakukan sebagai dukungan terbaru untuk sektor real estate yang kekurangan uang.
Pasar menyambut langkah tersebut. Hal ini terbukti dengan saham dan obligasi perusahaan properti China yang naik.
Di sisi lain, saat ini China tengah diguncang oleh demonstrasi yang memprotes aturan lockdown.
CNN melaporkan bahwa demonstrasi pecah di hampir seluruh kota besar China, seperti Shanghai dan Beijing, pada Minggu (27/11).
Di kota-kota itu, ratusan orang turun ke jalan, menyalakan lilin sebagai tanda berduka atas kematian akibat kebakaran di Xinjiang akibat lockdown yang terlampau ketat.