Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.562 per dolar AS pada Kamis (1/12) sore. Mata uang Garuda menguat 169 poin atau 1,07 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp15.617 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau kompak menguat. Tercatat dolar Singapura menguat 0,37 persen, yuan China 0,4 persen, won Korea Selatan 1,42 persen, dan rupee India 0,26 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, ringgit Malaysia menguat 0,93 persen, yen Jepang 1,41 persen, peso Filipina 0,77 persen, dan dolar Hong Kong 0,32 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju bergerak bervariasi. Euro Eropa menguat 0,26 persen, dolar Australia 0,46 persen, poundsterling Inggris 0,26 persen, dan Franc Swiss 0,3 persen. Sedangkan, dolar Kanada melemah 0,07 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ditopang oleh pelemahan indeks dolar setelah bank sentral AS (The Fed) memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga bulan ini akan lebih kecil.
Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia November yang lebih rendah dari Oktober juga membuat mata uang Garuda menguat. Pasalnya, hal ini memberi sinyal positif terdapat potensi kenaikan suku bunga acuan BI.
"Dari internal, data inflasi Indonesia November menunjukkan penurunan pada tingkat inflasi YoY (year-on-year) menjadi 5,42 persen vs konsensus 5,5 persen vs Oktober 5,7 persen," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.